RSTG Rujukan Program Bayi Tabung, Kerjakan Pembangunan Proyek Fisik
IST/BE Proyek fisik RSTG sudah 20 persen, tampak kerangka dan pondasi gedung tambahan di lingkungan RSTG telah dibangun. --
Harianbengkuluekspress.id - Rumah Sakit ibu dan Anak Tino Galo (RSTG) Kota Bengkulu sedang melaksanakan pengembangan sejumlah fasilitas gedung. Saat ini progres pekerjaan fisik telah berjalan 20 persen dengan total anggaran Rp 17 miliar. Pembangunan ini sekaligus langkah pemerintah kota melalui Dinas kesehatan untuk menjadikan RS Tino Galo menjadi rumah sakit fertilitas dengan program unggulan bayi tabung.
"Sesuai dengan target tahun ini sudah harus dikerjakan proyek fisik RSTG dan progresnya sudah 20 persen pekerjaan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota, Joni Hariyadi Tabrani.
Ditambahkan Joni, pembangunan ini sekaligus langkah pemerintah kota melalui Dinas kesehatan untuk menjadikan RS Tino Galo menjadi rumah sakit fertilitas dengan program unggulan bayi tabung.
"Jadi rumah sakit ini menjadi salah satu rujukan rumah sakit bagi masyarakat yang ingin mendapatkan anak," bebernya.
BACA JUGA:Temani Bapaslon Tes Kesehatan, Seorang ASN Diperiksa Instansi Ini
BACA JUGA:Warga Keluhkan Ledeng Mati, PDAM Sediakan Droping Air Gunakan Tanki
Untuk diketahui, Fertilitas merupakan pusat layanan terpadu untuk membantu pasangan suami istri yang ingin memiliki buah hati namun karena alasan medis tertentu sulit dilakukan secara alami (infertilitas).
"Ya, ini menjadi target kita karena RSTG ini lebih mengunggulkan masalah medis ibu dan anak," jelasnya.
Direktur RSTG kota Bengkulu, drg Fitri Tiarsari Adriarti menambahkan proyek Rp 17 miliar tersebut bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK). Menggunakan dana tersebut akan didirikan 4 gedung tambahan.
"Ada empat gedung yakni gedung IGD, gedung perawatan, gedung penunjang dan gedung sarana," ujar drg Fitri Tiarsari.
BACA JUGA:Peringati Hari Pelanggan Nasional, Konsumen Motor Honda Dapat Banyak Kejutan
Ia menjelaskan lokasi masih menggunakan di eks terminal sungai hitam. Nantinya, gedung lama tidak lagi digunakan untuk pelayanan. Semua pelayanan terfokus di gedung baru tersebut. Seiring dengan penambahan gedung tersebut, juga dilakukan penambahan alat kesehatan (alkes) yang juga dialokasikan dari DAK.
Sedangkan, untuk tenaga kerja/SDM belum ada penambahan, pihaknya masih akan memaksimalkan tenaga kesehatan yang ada saat ini berjumlah 92 tenaga kesehatan.
"Selain gedung juga ada penambahan alat kesehatan (Alkes) sebesar Rp 13 miliar dari DAK. Kalau untuk nakes kita memberdayakan yang ada dulu, nanti seiring bertambahnya waktu akan dilakukan penyesuaian kembali," ungkapnya.