Cegah Perkawinan Anak, Kemenag Libatkan Pelajar Madrasah

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin-istimewa/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyiapkan siswa/siswi madrasah menjadi aktor resolusi cegah kawin anak.  

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin menuturkan   kemenag saat ini terus melakukan sosialisasi dan sekaligus menggelar berbagai kegiatan  untuk mencetak agen perubahan untuk mencegah perkawinan anak. 

Melalui  kegiatan tersebut,  agen perubahan ini nantinya diharapkan para pelajar dapat mendorong terbentuknya generasi yang unggul, baik dari sisi akademik maupun karakter.

Pendekatan ini, kata Kamaruddin   didasarkan pada psikologi remaja yang cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh individu dengan usia dan pengalaman yang serupa.

BACA JUGA:Hasil Survey BPS, Pelayanan Jemaah Haji 2024 Memuaskan

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Distribusikan Pupuk Subsidi ke-9 Kecamatan, Berikut Kuotanya

Para siswa madrasah diharapkan dapat menyebarkan nilai-nilai karakter remaja sehat sesuai ajaran para nabi.

"Siswa-siswi madrasah memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, mereka harus diberi ruang dan bimbingan yang tepat,"  ungkapnya dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat 20 September 2024. 

Disisi lain, Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Agus Suryo Suripto mengungkapkan, program pencegahan kawin anak menjadi fokus Kemenag, terutama bagi anak-anak usia sekolah Madrasah Aliyah (MA).

"Ada program pembentukan aktor resolusi untuk menciptakan generasi berkualitas. Anak-anak madrasah ini memahami dunia mereka dengan cara yang berbeda dari orang dewasa, sehingga agen perubahan menggunakan bahasa mereka sendiri," katanya.

BACA JUGA:Perpanjangan Masa Jabatan Kades dan BPD Dikukuhkan, Ini Harapan Sekda Mukomuko

BACA JUGA:Bikin Percaya Diri, Berikut 6 Mitos dan Fakta Mencabut Alis

Ia berharap, dengan adanya agen perubahan internal, perkawinan anak dapat dicegah, dan generasi berkualitas dapat tercipta. "Kami telah membentuk aktor resolusi di Lampung, Jawa Timur, dan NTB yang akan saling bersinergi," tambah Agus.

Aktor resolusi ini juga dapat dimanfaatkan oleh kementerian lain, seperti BKKBN, dan instansi terkait. Kemenag bekerja sama dengan guru, psikolog, dan LKKNU untuk mengoptimalkan program ini.

Kemenag juga menyiapkan program pelatihan dan pendampingan bagi siswa terpilih, seperti BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah). Program ini membekali siswa dengan keterampilan kepemimpinan, pemecahan masalah, dan komunikasi yang baik.

"Harapannya, program ini akan menciptakan efek berantai, di mana para agen perubahan menginspirasi teman-temannya untuk ikut berkembang," tandas Suryo.(**) 

Tag
Share