QRIS Permudah Transaksi Non Tunai, Dukung Efisiensi Transaksi
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Darjana.--
BENGKULU, BE - Masyarakat di Provinsi Bengkulu didorong beralih ke transaksi non tunai dengan memanfaatkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sebab, layanan ini memudahkan mereka melakukan transaksi non tunai. Bahkan data mencatat sudah 196.255 orang masyarakat menggunakan QRIS di Provinsi Bengkulu ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Darjana, menyoroti peran krusial QRIS sebagai kebutuhan mendesak dalam transaksi non tunai. Dalam pernyataannya, Darjana menekankan bahwa masyarakat, sebagai salah satu pilar ekonomi di daerah ini, seharusnya aktif memanfaatkan layanan QRIS guna mendukung efisiensi transaksi.
"Masyarakat sebagai salah satu pilar ekonomi utama di daerah ini, seharusnya aktif memanfaatkan layanan QRIS guna mendukung efisiensi transaksi," kata Darjana, Minggu (19/11).
Penerapan QRIS tidak hanya sekadar tren, melainkan strategi untuk mempercepat adopsi transaksi digital di kalangan masyarakat. Hal ini sejalan dengan transformasi ekonomi menuju era cashless society yang semakin mendominasi.
"QRIS bukan hanya sebagai inovasi, tetapi sebagai solusi konkret untuk memudahkan transaksi pembayaran sehari-hari," kata Darjana.
Mengingat pertumbuhan pengguna baru QRIS yang signifikan, Pemerintah Provinsi Bengkulu turut memberikan dukungan dan edukasi kepada masyarakat. Mereka mengadakan pelatihan dan workshop yang dirancang khusus untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan QRIS.
"Kami terus memberikan dukungan dan edukasi kepada petani sawit dengan mengadakan pelatihan dan workshop agar mereka semakin paham manfaat QRIS," ujar Gubernur Bengkulu, Prof Dr Rohidin Mersyah MMA.
Dalam upaya mendukung masyarakat, beberapa bank daerah dan swasta di Bengkulu telah meluncurkan program insentif khusus bagi pengguna QRIS. Program ini dirancang untuk mendorong lebih banyak masyarakat untuk mengadopsi teknologi ini, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam kegiatan ekonomi mereka.
"Kami juga sudah mendorong masyarakat untuk mengadopsi teknologi ini, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam kegiatan ekonomi mereka," ujar Pelaksana tugas (Plt) Dirut Bank Bengkulu Jufrizal Eka Putra.
Kendati demikian, masih ada beberapa hambatan yang dihadapi masyarakat dalam mengadopsi QRIS. Beberapa di antaranya adalah kurangnya sarana pendukung, minimnya pemahaman tentang teknologi, dan tantangan konektivitas di beberapa wilayah. Pihak terkait terus berupaya menanggulangi kendala ini agar masyarakat dapat merasakan manfaat positif dari penggunaan QRIS. Dalam upaya mewujudkan transisi yang mulus, pemerintah setempat bersama dengan lembaga keuangan terus berkoordinasi untuk menciptakan ekosistem, yang mendukung transaksi non tunai. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung perkembangan ekonomi daerah. (999)