Uang Kertas Pecahan Rp 10 Ribu Ini Sudah Tidak Berlaku
Tangkap layar, uang pecahan Rp 10 ribu emisi 2005 tidak berlaku untuk pembayaran sah-istimewa/bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Masyarakat Indonesia perlu tahu, bahwa saat ini uang kertas pecahan Rp 10 ribu emisi 2005, dengan ciri bergambar Pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II dan rumah limas Palembang tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran sah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan, Ricky Perdana Gozali saat peresmian memorabilia uang kertas di Museum Balaputra Dewa, Kamis 3 Oktober 2024.
Dikatakan Ricky, uang pecahan Rp 10 ribu emisi atau terbitan tahun 2005 memiliki ciri khas berwarna ungu terang, kemudian menampilkan gambar Pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II serta Rumah Limas bangunan tradisional Provinsi Sumatera Selatan.
Masih dikatakannya, uang pecahan Rp 10 ribu ini sebenarnya sudah mulai ditarik sejak 2010 lalu. Saat itu, masyarakat diberikan waktu 5 tahun untuk menukarkan uang tersebut ke bank. Namun respon masyarakat untuk menukarkan uang tersebut rendah.
"Sekarang, uang ini tidak berlaku lagi, dan tidak bisa ditukar atau digunakan sebagai alat transaksi, " katanya.
BACA JUGA:Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Pagi Ini, Jumat 4 Oktober 2024, Anjlok Terhadap Dolar AS
BACA JUGA:Operasikan RS Pratama Ipuh, Dinkes Mukomuko Siapkan 68 Tenaga Medis
Jika masyarakat masih memiliki uang pecahan Rp 10 ribu emisi 2005 tersebut, sudah tidak laku atau ditukarkan ke bank. Melainkan hanya bisa disimpan dan dijadikan koleksi pribadi atau menjualnya kepada kolektor uang.
Saat ini, uang pecahan Rp 10 ribu itu sudah digantikan dengan uang pecahan Rp 10 ribu dengan emisi 2022. Uang ini memiliki gambar Pahlawan nasional Frans Kaisiepo beserta tulisan "Frans Kaisiepo" dengan dominasi warna ungu.
Acara peresmian Memorabilia uang kertas juga dihadiri Pj Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi. Pada kesempatan itu ia mengaku bangga, pasalnya Memoribia uang pecahan Rp 10 ribu menampilkan Rumah Limas, bangunan tradisional, ini menjadi bagian penting dari sejarah sumatera Selatan.
" Sebagai Pj Gubernur Sumatera Selatan, saya bangga bahwa Sumatera Selatan menjadi bagian dari sejarah bangsa. Ini juga dapat menjadi kenangan berharga bagi masyarakat dan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya mencintai rupiah, " tutupnya. (**)