Mahasiswa Biologi Perkenalkan Alat Pernapasan ke Pelajar, Ini Tujuannya

Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Perkenalkan 3 Model Alat Peraga Sistem Pernapasan di SMAN 9 Kota Bengkulu-Indri, CW1/Bengkuluekspress-

BACA JUGA:Amalkan Sholawat Ini 400 Kali, Insya Allah Rezeki Selalu Mengalir

Model diafragma ini menggunakan sistem mekanis sederhana yang bisa digerakkan untuk menunjukkan fungsi diafragma dalam proses pernapasan.

“Salah satu hal yang sulit dipahami oleh siswa mengenai peran diafragma dalam mengatur volume udara dalam paru-paru. Model mekanis ini memperlihatkan bagaimana diafragma turun saat kita menghirup udara, dan naik saat kita menghembuskan udara,” jelas Feni. 

Dengan alat ini, siswa dapat memahami konsep tekanan dalam rongga dada dan bagaimana pergerakan diafragma memengaruhi aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari para siswa. Salah satu siswa kelas XI IPA Rina, mengungkapkan bahwa peraga membantu dirinya lebih mudah memahami pelajaran biologi, khususnya sistem pernapasan.

“Sebelumnya saya merasa bingung tentang bagaimana paru-paru bekerja, tapi dengan alat ini, saya bisa melihat prosesnya dengan jelas. Ini sangat membantu saya memahami materi yang biasanya sulit dipahami hanya dari buku,” ujar Rina.

Respon positif seperti ini tidak hanya datang dari siswa, tetapi juga dari guru biologi di sekolah tersebut.

Ibu Nurhayati, guru biologi SMAN 9, mengungkapkan bahwa penggunaan alat peraga ini sangat bermanfaat.

“Dengan adanya alat peraga, siswa bisa lebih tertarik dan fokus pada materi. Mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga melihat langsung bagaimana organ-organ pernapasan bekerja, yang tentunya lebih mudah dipahami.”

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa tantangan dalam pengenalan alat peraga ini. Salah satunya adanya keterbatasan alat dan bahan yang ada di sekolah.

Mahasiswa harus kreatif dalam membuat alat peraga menggunakan bahan-bahan sederhana seperti botol plastik, balon, dan karton. 

“Kami harus memastikan bahwa alat peraga yang kami gunakan bisa efektif dalam menjelaskan konsep, meskipun dibuat dari bahan yang mudah didapat. Ini adalah salah satu tantangan yang kami hadapi,” ujar Feni.

Selain itu, waktu pelajaran yang terbatas menjadi kendala lain. Namun, dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan alat peraga.

“Kami memastikan bahwa setiap siswa bisa mencoba dan memahami alat peraga ini dengan baik. Hal ini penting agar pembelajaran menjadi efektif,” jelas Feni.

Feni menekankan bahwa penggunaan alat peraga tidak hanya bermanfaat untuk jangka pendek, tetapi juga meningkatkan pemahaman siswa untuk jangka panjang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan