Lebong Tandai Kembali Terisolir, BPBD Kirim Logistik dan Begini Kondisinya Saat Ini

Pelaksanaan pembersihan material longsor yang dilakukan secara gotong royong yang dilakukan BPBD dan warga di Kabupaten BU. -IST/BE -

harianbengkuluekspress.id  - Akibat curah hujan dengan intensitas cukup tinggi yang terjadi diwilayah Kabupaten Bengkulu Utara (BU) menyebabkan beberapa wilayah di Kabupaten BU terkena dampak. Seperti salah satu wilayah di Kecamatan Napal Putih, tepatnya di Desa Lebong Tandai. Dimana pada 10 Oktober 2024 lalu, disalah satu titik jalur rel motor Leri Ekspres (Molek) yang merupakan alat transportasi menuju ke desa tersebut tertutup meterial longsor sepanjang 50 meter. Sehingga akses menuju ke Desa Lebong Tandai terputus dan warga desa tersebut kembali terisolir.

Atas peristiwa tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten BU mengambil langkah cepat  dengan berupaya membersihkan pembersihan material longsor serta mendistribusikan bantuan logistik ke masyarakat setempat.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 14 Oktober 2024  Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD BU, Evi Fitiriani  mengatakan, bahwa memang saat peristiwa tersebut terjadi Desa Lebong Tandai sempat terisolir. Kendati saat ini akses rel molek yang menjadi kendaraan satu satunya menuju ke Desa Lebong Tandai belum sepenuhnya belum bisa dilalui. Akan tetapi saat ini bisa dilalui menggunakan kendaraan roda dua.

"Ya, untuk saat ini kondisi hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua. Kita sebelumya telah melakukan upaya tindak nekat dengan melakukan pembersihan material longsor dengan cara manual yang dibantu oleh masyarat dan pihak TNI/Polri," ujarnya.

BACA JUGA:Stok Blangko KTP-el Tersedia, Segini Jumlahnya

BACA JUGA:Pengurus Baru Koni Dilantik, Ini Daftarnya

Selain itu, ditambahkan Evi, bahwa pihaknya juga telah memberikan bantuan logistik kepada 255 kepala keluarga yang berada di Desa Lebong Tandai tersebut berupa beras, minyak, mie instan dan gula. Meski bantuan logistik tersebut tidak bakal mencukupi kebutuhan masyarakat disana, akan tetapi  sabagai upaya meringankan sedikit beban masyarakat di sana.

"Sudah kita kirim bantuan logistik ke sana, meski itu tidak akan mencukupi, namun hal tersebut dapat mengurangi beban warga di sana," ungkapnya.

Lebih lanjut Evi menuturkan, bahwa peristiwa longsor tersebut terjadi pada 10 Oktober 2024 lalu  yang menyebabkan sepanjang 50 meter longsor menutupi rel Molek yang merupakan akses utama masyarakat menuju ke Desa Lebong Tandai. Upaya yang telah dilakukan yakni membersihkan material longsor secara gotong royong dengan alat manual. Karena untuk menggunakan alat berat tidak bisa dilakukan dikarenakan akses menuju lokasi longsor melewati terowongan. Selain itu juga lokasi longsor juga berada di tepi jurang dengan ketinggian 40 meter dari permukaan sungai.

"Kejadian tersebut terjadi pada Kamis 10 Oktober lalu dikarenakan intensitas hujan yang tinggi. Kita sudah melakukan upaya tindak tegas, akan tetapi memang lokasinyang sulit sehingga pembersihan material longsor hanya dapat dilakukan secara manual. Karena  menggunakan alat berat tidak memungkinkan dengan konidisi lokasinyang sulit," terangnya.

Ia pun mengimbau, kepada seluruh masyarakat Kabupaten BU, agar mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana alam. Apalagi terhadap warga yang tinggal dibantaran sungai dan dibawa bukit dan pegunungan, agar dapat selalu hati hati saat melakukan aktivitas sehari hari seperti mandi menyuci dan lainnya. Karena pada saat perubahan cuaca seperti saat ini, dari panas ke musim hujan yang berpotensi banjir dan tanah longsor.

"Bagi warga yang tinggal di bantaran sungai dan di bawah bukit dan penggunungan kami sangat mengimbau agar dapat selalu waspada. Karena kita tidak tahu bila di hulu terjadi hujan lebat yang menyebabkan luapan air disungai menjadi besar dan longsor," pungkasnya.(afrizal)

Tag
Share