Bengkulu Selatan Dilanda Bencana, Kerugian Tembus Rp 2 Miliar

Bencana alam melanda Kabupaten BS, tampak tumpukan tanah longsor menutupi permukaan jalan dan rumah masyarakat kebanjiran, Minggu, 13 Oktober 2024.-RENALD/BE -

Harianbengkuluekspress.id – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bengkulu Selatan (BS) selama 10 jam pada Minggu, 13 Oktober 2024 menyebabkan banjir dan longsor.

Dari pantauan BE dan laporan BPBD BS, banjir dan tanah longsor tejadi di beberapa titik. Bahkan akibat hujan deras tersebut ada 3 titik ruas jalan nasional tertutup material longsor setinggi 14 meter dengan panjang rata-rata mencapai 60 meter. 

"Paling parah terjadi di Desa Air Tenam Kecamatan Ulu Manna atau berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel, red). Selanjutnya Desa Bandar Agung Kecamatan Ulu Manna dan Desa Tanjung Aur 2 Kecamatan Pino Raya dengan ketinggian material longsor di titik ini mencapai 1,5 meter dan panjang 4 meter," ujar Kepala BPBD BS, Hen Yepi SPI kepada BE, Senin, 14 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Hen mengatakan kejadian longsor kali ini merupakan yang terparah kedua sejak awal tahun 2024 lalu. Sebab, longsor tersebut menyebabkan akses lalu lintas sempat menjadi  lumpuh selama tiga hari.

BACA JUGA:Polemik Dualisme Pj Sekda Lebong: Mahmud Siam Kuasai Fasilitas, Donni Swabuana Numpang di Ruang Bupati

BACA JUGA:4 Pimpinan DPRD Provinsi Wajah Baru, Sumardi Ditetapkan Ketua

"Untuk longsor kali ini kami membutuhkan waktu 12 jam untuk membersihkan tiga titik longsor di Pino Raya dan Ulu Manna," katanya.

Sedangkan untuk titik banjir ada di Desa Batu Kuning Kecamatan Kota Manna dengan jumlah rumah terendam lebih 20 unit, lalu di kawasan Keluharan Pasar Baru Kecamatan Kota Manna dengan jumlah rumah terendam mencapai 30 unit.


Banjir di Bengkulu Selatan-RENALD/BE -

Berikutnya, di Keluharan Kayu Kunyit Kecamatan Manna terdapat 30 unit rumah terendam banjir, di Kecamatan Pino Raya terdata belasan rumah di Desa Telaga Dalam dan Cinto Mandi yang terendam akibat Sungai Selali Meluap.

"Sementara untuk penanggulangan warga yang terkena banjir, kami bekerjasama dengan tim reaksi cepat (TRC) tiap-tiap OPD di Bengkulu Selatan," sambungnya.

Hen juga menjelaskan bahwa nilai kerugian materil atas bencana alam yang terjadi pada pertengahan Oktober mencapai Rp 2 miliar. 

"Rinciannya dimulai dari perputaran ekonomi para distribusi barang dari wilayah Pagaralam ke Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, lalu kerugian materil barang rusak akibat banjir serta kerugian fasilitas negara berupa jalan nasional yang rusak akibat longsor," jelasnya.

Meskipun begitu, kerugian materiil dinilai tinggi akibat bencana yang terjadi. Beruntung tidak ada korban jiwa ataupun luka atas kejadian bencana alam tersebut.

Tag
Share