Pilkada Mukomuko 2024, Menakar Janji Infrastruktur Paslon, Tantangan Masyarakat dalam Memilih

Pilkada Mukomuko 2024, Menakar Janji Infrastruktur Paslon, Tantangan Masyarakat dalam Memilih-Endi/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Mukomuko 2024 semakin dekat, dan saat ini masyarakat dihadapkan pada janji-janji dari para pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati yang berlomba memikat hati pemilih. 

Salah satu isu yang paling menonjol dalam visi dan misi para calon adalah sektor infrastruktur—janji yang dianggap paling konkret dan menjadi kebutuhan mendasar bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mukomuko.

Namun, dalam setiap Pilkada, pertanyaan yang paling penting adalah: Seberapa realistis janji-janji itu, dan bagaimana masyarakat dapat memastikan bahwa janji-janji tersebut akan ditepati setelah pemilu?

Infrastruktur sering kali menjadi topik sentral dalam setiap kampanye politik. Ini bukan tanpa alasan—jalan yang baik, jembatan yang kokoh, dan infrastruktur publik yang memadai merupakan fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi daerah. 

BACA JUGA:Pilkada Mukomuko 2024, Infrastruktur Jadi Prioritas Utama, Masyarakat Harus Jeli Memilih

BACA JUGA:Debat Pilkada 2024 Digelar di Kota Bengkulu, Ini Caranya Bagi Warga Mukomuko yang Ingin Menontonnya

Khususnya di Kabupaten Mukomuko, kebutuhan akan perbaikan infrastruktur sangat mendesak.

Daerah-daerah yang terisolir, jalan yang rusak, dan akses yang terbatas menghambat laju pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi mata pencaharian utama.

Maka, tidak heran jika setiap pasangan calon menempatkan infrastruktur sebagai janji utama dalam visi dan misi mereka. 

Tetapi, kita tidak bisa menilai janji-janji ini hanya dari segi program yang ditawarkan. Masyarakat harus jeli dalam menilai dan mempertimbangkan realitas di balik setiap janji infrastruktur yang digulirkan.

Mari kita melihat lebih dalam janji-janji para calon. Setiap paslon memiliki pendekatan berbeda terhadap pembangunan infrastruktur:

1. Renjes Zaetheddy - Rismanaji menjanjikan pembangunan jalan umum dan usaha tani, fokus pada peningkatan akses pertanian.

2. Choirul Huda - Rahmadi menawarkan infrastruktur yang mendukung perekonomian berbasis komoditas unggulan, seperti kelapa sawit.

3. Sapuan - Wasri, sebagai petahana, menekankan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk mengatasi kesenjangan antar wilayah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan