Harga Daging Ayam Meroket, Tembus Rp 40 Ribu/Kg
Pedagang daging ayam di Pasar Panorama Kota Bengkulu, Senin, 28 Oktober 2024.-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Bengkulu melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan saat ini telah menembus angka Rp 40 ribu per kilogram atau naik dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 25.000 per kilogram.
Salah satu pedagang di Pasar Panorama Kota Bengkulu, Repo (36) mengatakan, kenaikan harga daging ayam ini mulai dirasakan dalam beberapa minggu terakhir. Sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
"Kondisi saat ini sulit bagi kami sebagai pedagang. Harga ayam sudah tinggi, tetapi pembeli malah semakin berkurang. Biasanya, potongan ayam yang terjual bisa mencapai 100 kilogram per hari, tetapi sekarang hanya sekitar 80 kilogram," ujar Repo, Senin 28 Oktober 2024.
Repo memprediksi, dalam seminggu ke depan tidak akan ada penurunan harga daging ayam. Meski begitu, dirinya tetap berharap harga daging ayam bisa segera turun.
BACA JUGA:Banyak Proyek Dana Desa Fiktif, Kades dan Anak Kandung di BU Ditahan
BACA JUGA:Dugaan Pelanggaran Pilgub Bengkulu Tak Terbukti, Perkara Dihentikan
"Untuk seminggu ke depan, harga ayam mungkin masih tetap tinggi. Harapan kami harga bisa segera turun supaya kami bisa jualan dengan harga yang lebih terjangkau," kata Repo.
Pedagang lain di pasar tradisional Kota Bengkulu, Arifin (34) mengungkapkan, hal yang serupa. Kenaikan harga ayam ini dianggap tidak wajar dan menyulitkan bagi pedagang kecil yang menggantungkan penghasilan dari penjualan harian. Mereka menyebut bahwa harga ideal ayam yang terjangkau seharusnya berada di kisaran Rp 30.000 hingga Rp 32.000 per kilogram.
"Harga daging ayam saat ini tidak wajar, harusnya maksimal cuma Rp 30 ribu per kilogram," tutur Arifin.
Meningkatnya harga ayam diperkirakan akibat adanya gangguan pasokan atau kenaikan harga pakan ayam di tingkat peternak. Namun, sampai saat ini belum ada penjelasan pasti dari pihak terkait mengenai penyebab utama kenaikan harga tersebut. Pemerintah daerah diharapkan segera mencari solusi untuk menstabilkan harga daging ayam di pasaran.
"Saya berharap ada tindakan dari pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga ini. Kalau terus seperti ini, kami sebagai pedagang kecil yang paling terdampak. Penghasilan semakin sedikit, sementara modal terus naik," keluh Arifin.
Bagi masyarakat Kota Bengkulu, kenaikan harga daging ayam yang tidak stabil ini menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani harian. Beberapa warga menyatakan bahwa mereka harus mengurangi konsumsi daging ayam dan beralih ke bahan makanan lain yang lebih terjangkau.
"Saat ini kami menunda membeli daging ayam dan beralih ke ikan, karena harganya lebih terjangkau," kata Siska Herlena, Warga Kelurahan Tanah Patah, Kota Bengkulu.(999)