Elektabilitas Romer Melejit, Jauh di Atas Helmi - Mian
Berdasarkan hasil survei yang dirilis Lembaga Riset dan Kajian Opini Publik, elektabilitas Romer jauh di atas Helmi Mian. -IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu yang hanya menyisakan waktu kurang dari 20 hari lagi.
Mendekati hari pencoblosan pada 27 November ini, elektabilitas pasangan Rohidin-Meriani (Romer) semakin menguat, dengan jarak yang sulit dikejar bagi pesaingnya, Helmi-Mian.
Hasil survei terbaru Pilkada Provinsi Bengkulu yang dirilis oleh Lembaga Riset dan Kajian Opini Publik pada Rabu, 6 Oktober 2024, menunjukkan bahwa tingkat keterpilihan Romer mencapai 47,6 persen, sedangkan pasangan Helmi Hasan-Mian hanya 27,3 persen.
Sementara sebanyak 25,1 persen responden masih belum menentukan pilihan.
Survei ini dilakukan pada periode 10 Oktober hingga 4 November 2024 dengan menggunakan metode multistage random sampling, melibatkan 2.400 responden, dan memiliki margin of error sebesar 2,5 persen.
Peningkatan elektabilitas ROMER tidak hanya didorong oleh popularitas personal, tetapi juga oleh dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk beragam etnis dan kelompok agama di Bengkulu.
BACA JUGA:Tokoh Mukomuko Serukan Pilih Romer, Berikut Alasannya
BACA JUGA:Tokoh Jawa Dukung Romer, Targetkan Menang Telak di BS
Mereka secara terbuka menyatakan dukungannya kepada pasangan ROMER yang dianggap memberikan solusi nyata bagi masyarakat Bengkulu.
Pengamat Politik dari Universitas Bengkulu (UNIB), Jarto Tarigan, yang telah berpengalaman dalam menganalisis dinamika politik di Bengkulu memberikan pandangannya.
Menurutnya, keberhasilan Rohidin dalam mengelola pemerintahan terlihat nyata melalui kebijakan-kebijakan yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Rohidin memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan Bengkulu, dan kebijakan yang ia terapkan sangat berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Ini sangat berbeda dengan kebijakan Helmi, yang justru membuat beban ekonomi semakin berat bagi masyarakat dengan kenaikan pajak hingga sepuluh kali lipat," ujarnya Kamis, 7 November 2024.
Kebijakan tersebut dianggap menambah kesulitan hidup masyarakat, yang sudah terbebani dengan tantangan ekonomi sehari-hari.
Dari segi program kerja, Jarto juga menyoroti keunggulan Rohidin yang dirasa lebih realistis dalam konteks kepemimpinan tingkat provinsi.