Dana Isentif Fiskal Terus Bertambah, Kasus Stunting di Seluma Naik
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Seluma Gustianto -Jefri/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Sepertinya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Seluma harus berjibaku dalam penanganan Stunting.
Pasalnya, saat ini balita yang dikategorikan Stunting kembali naik dan tumbuh subur menjadi 24 persen. Setelah sebelumnya hanya 21,4 Persen.
Padahal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI tahun 2023 lalu telah mengucurkan anggaran Isentif fiskal untuk percepatan penurunan stunting sebesar Rp 5,7 Miliar.
Bahkan di tahun 2024 ini, Kemenkeu RI kembali mengucurkan anggaran yang sama sebesar Rp 5,6 Miliar.
BACA JUGA:Cegah Stunting, Penyuluh KB Sosialisasi ke Sekolah, Ini Harapannya
BACA JUGA:Komitmen Wujudkan Zero Stunting, Pemkot Bengkulu Rancang Program Strategis
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Seluma Gustianto membenarkan jika saat ini stunting kembali subur di Kabupaten Seluma.
"Iya, stunting naik lagi. Sekarang sudah di angka 24 persen," terang Gustianto,
Disampaikan, Bapak Stunting ini merasakan kekecewaan kembali naiknya lagi angka stunting ini. Sekalipun pemerintah pusat mengucurkan anggaran Isentif fiskal yang tidak membawa mudarat.
Padahal telah dialokasikan oleh TAPD ke OPD yang tekhnis dalam penanganan Stunting ini.
"Ke OPD mana di salurkan dan besarannya berapa saya tidak mengetahui. Karena kami TPPS tidak pernah dilibatkan dalam pengalokasian ini,"lirihnya.
Dikeluhkan lagi, jika saat ini TAPD telah mengalokasikan anggaran Isentif fiskal yang kembali diterima TPPS, di tambah silpa tahun 2023 lalu.
Sehingga total anggaran yang dialokasikan hampir mencapai Rp 8 Miliar. Hanya saja, untuk terbaru ini belum di ketahui dengan pasti peruntukkannya.
Serta realisasi anggaran fiskal yang menjadi silva tahun lalu belum diketahui secara rinci pertangung jawabannya.