Usaha Penampungan Limbah Oli di Benteng Diduga Cemari Ini

Bakti/BE PENGADUAN : Perwakilan warga Desa Durian Demang, Dodi Wijaya saat menunjukan surat pengaduan ke DLH Kabupaten Benteng tentang dampak penampungan limbah oli yang diduga mencemari lingkungan.--

BENTENG, BE - Salah satu usaha penampungan limbah oli dan limbah medis di Desa Durian Demang Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) menuai protes warga setempat. Pasalnya, aktivitas yang sudah berlangsung sejak tahun 2022 tersebut diduga telah mencemari lingkungan. Limbah oli dan limbah medis diduga mengalir ke anak sungai yang terhubung ke aliran Sungai Susup.

"Saat kami masuk ke sungai itu ketika musim kemarau beberapa waktu lalu, kulit terasa gatal. Diduga dampak pembuangan limbah yang dibuang saat malam hari," kata perwakilan warga Desa Durian Demang, Dodi Wijaya.

Ia menerangkan, khawatir pencemaran lingkungan semakin meluas, warga setempat telah menyampaikan pengaduan ke pemerintah desa. Namun hingga saat ini belum ada tindakan atau respon mengenai protes warga. Merasa tak puas, warga akhirnya sepakat untuk melayangkan surat pengaduan secara tertulis ke Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Benteng.

"Kami mohon agar pihak DLH untuk turun ke lokasi untuk mengecek, apakah usaha tersebut sudah layak operasi apa belum. Mengingat kami juga belum pernah memberikan izin lingkungan dan kami minta perusahaan itu segera ditutup," pungkasnya.

Ia menambahkan, disampingi merusak keasrian lingkungan, dampak negatif dari aktivitas penampungan oli yang juga merupakan milik warga Desa Durian Demang tersebut telah menyebabkan kerusakan infrastruktur.

Pasalnya, setiap hari ada mobil pengangkut limbah yang datang untuk menurunkan limbah oli ke bak penampungan yang telah dibuat. Sehingga ruas jalan kabupaten menuju objek wisata Bukit Kandis mulai mengalami kerusakan parah.

"Kita ketahui bahwa batas muatan untuk jalan kabupaten hanya 8 ton, namun limbah oli yang dibawa di dalam mobil mencapai 18 ton," bebernya.

Mendapati adanya laporan warga, Sekda Benteng, Drs Rachmat Riyanto ST MAP mengaku, akan memerintahkan OPD teknis untuk melakukan pengecekan ke lokasi dan melihat secara langsung fakta yang sebenarnya terjadi.

"Kami juga akan turunkan tim untuk mengecek dampak kerusakan jalan," tegas Sekda.(135)

 

Tag
Share