50 Persen Nasabah Bank Fadhillah Non Aktif, DPRD Kota Bengkulu Beri Warning Ini
MEDI/BE Komisi III DPRD Kota Bengkulu melakukan rapat bersama direksi BPRS Fadhilah terkait rencana penyertaan modal. --
Harianbengkuluekspress.id - Ketua Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Marliadi bersama jajarannya memanggil Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Fadhillah, Dendy Prasetya Senin 18 November 2024. Dari hearing itu terungkap dari 11 ribu nasabah Bank Fadhillah 50 persennya non aktif. Hal ini secara signifikan mempengaruhi tingkat pertumbuhan yang cukup lambat.
"Angka tabungan BPRS pada 2023 Rp 9 miliar, kemudian pada 2024 turun menjadi Rp 8 miliar. Ditambah lagi kebijakan pemda saat ini seluruh PTT membuka rekening ke BPD, artinya ada sekitar 1.200 nasabah BPRS Fadhilah bakal tergerus," ujar Ketua Komisi III, Marliadi saat hearing di DPRD Kota Bengkulu, Senin, 18 November 2024.
Dengan pertumbuhan BPRS Fadhillah yang cenderung stagnan atau tidak stabil mempengaruhi pemikiran DPRD untuk melanjutkan penyertaan modal Rp 7 miliar di tahun 2025. Disamping itu, dewan menilai jajaran direksi BPRS Fadhillah minim inovasi, hal ini terlihat nasabah sebagian besar hanya mengandalkan tabungan ASN dan PTT dilingkungan Kota saja. Untuk itu diminta agar segera melakukan upaya kongkret dan daya tarik yang membuat masyarakat ingin membuat tabungan, pinjaman dan deposito ke BPRS Fadhillah tersebut.
"Jangankan orang-orang diluar sana, kami yang ada di gedung DPRD saja tidak tahu apa kelebihan deposito atau menabung di bank fadhilah. Maka dari itu, perlu upaya promosi dan informasi yang kuat, sehingga orang tahu produk bank fadhillah ini apa saja," sampai Marliadi.
BACA JUGA:Laboratorium DLH Mukomuko Ditargetkan Beroperasi, Ini Kendalanya Saat Ini
Direktur utama BPRS Fadhillah, Dendy Prasetya mengatakan hasil screening terkait status nasabah mayoritas tidak aktif. Hal ini dikarenakan nasabah sekedar membuka rekening saja, tetapi tidak ada transaksi apalagi pinjaman.
"Kalau nasabah yang aktif cuma PTT dan P3K, karena gaji mereka dibayarkan dari bank Fadhilah. Namun yang masalah adalah beberapa produk pinjaman kami ditake over bank Bengkulu. Jadi banyak P3K ini melakukan pelunasan sampai ratusan juta sehingga membuat persentase kita menurun," jelasnya.
BPRS Fadhillah juga bakal menutupi jumlah nasabah yang tidak aktif ini dengan meningkatkan sosialisasi secara aktif baik dipasar maupun sekolah.
"Di pasar itu alhamdulillah 80 persen pedagangnya nasabah simpanan kami. Jadi setiap hari mereka nabung walaupun cuma setor Rp 10 ribu," jelasnya.
BACA JUGA:Penimbun BBM Subsidi di BU Ditangkap, Begini Modusnya
Dalam rapat tersebut, komisi III DPRD kota tetap berupaya agar penyertaan modal untuk BPRS Fadhilah tetap terakomodir dalam APBD 2025, namun diharapkan adanya komitmen dari jajaran Fadhillah memenuhi target yang ditetapkan. Diharapkan juga meningkatkan upaya promosi dan informasi ke masyarakat, karena usia Bank Fadhillah yang sudah berjalan 4 tahun harus ada progres signifikan dari seluruh bidang. (Medi karya Saputra)