Budidaya Ayam dan Maggot Peluang Usaha Baru yang Menjanjikan di Bengkulu
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, drh Muhammad Syarkawi--
Harianbengkuluekspress.id - Budidaya ayam merupakan salah satu sektor penting dalam industri peternakan. Namun, seringkali peternak menghadapi masalah seperti bau tak sedap dan kehadiran lalat di sekitar kandang ayam. Untuk mengatasi permasalahan ini, telah ditemukan solusi inovatif dengan memadukan budidaya ayam petelur dengan budidaya maggot. Maggot
adalah larva dari lalat, terutama lalat Black Soldier Fly (BSF). Maggot memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai pakan ternak, pengurai sampah organik, dan pembersih lingkungan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, drh Muhammad Syarkawi menjelaskan, pola budidaya yang mengkombinasikan ayam dan maggot telah menghasilkan hasil positif dalam mengatasi bau tak sedap di kandang ayam.
BACA JUGA:Kawasan Wisata Jadi Peluang Ekonomi, Begini Penjelasan Kadis Pariwisata Kota Bengkulu
BACA JUGA: Penyaluran BBM ke Pertashop Terlambat, HPMPI Lapor DPRD Ini Isi Keluhannya
Kotoran ayam tidak lagi menjadi sumber bau yang mengganggu karena maggot dengan rakus memakan kotoran tersebut, membuat lingkungan kandang lebih bersih dan nyaman.
"Pola budidaya ayam dan maggot ini, bisa diterapkan untuk seluruh kandang ayam petelur dan ayam potong. Jika semua sudah menerapkan, ke depan masyarakat tidak akan lagi mengeluh adanya pencemaran lingkungan dan peternak ayam bisa lebih tenang menjalankan usahanya," kata Syarkawi, Rabu, 20 November 2024.
Keunggulan dari pola budidaya ini adalah maggot dewasa yang tumbuh dari kotoran ayam bisa menjadi makanan tambahan yang sangat bergizi bagi ayam petelur.
Ayam yang mendapatkan tambahan makanan ini mengalami peningkatan produksi telur yang signifikan.
"Karena maggot sudah menjadi makanan tambahan ayam, maka lalat juga tidak akan ada. Ini akan mengurangi gangguan yang seringkali dihadapi peternak akibat lalat," ujarnya.
Selain itu, metode ini juga dapat meminimalisir dampak negatif pada lingkungan sekitar. Dengan kotoran ayam yang tidak lagi menjadi sumber bau yang mencemari lingkungan, masalah pencemaran lingkungan dapat dikurangi secara signifikan.
"Dengan pola budidaya ini maka dapat meminimalisir dampak negatif pada lingkungan sekitar," ujarnya.
Sebagai upaya untuk menyebarkan pengetahuan ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu akan melakukan sosialisasi dan mengajak para peternak untuk belajar penerapannya.