Program Bapak Asuh Stunting di Mukomuko Dimaksimalkan, Begini Tujuannya

Kantor DP2KBP3A Kabupaten Mukomuko, dalam menurunkan stunting dengan maksimalkan program bapak asuh.-. BUDI/BE -

harianbengkuluekspress.id – Berbagai upaya di lakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko  untuk menurunkan angka stunting. Diantaranya lebih memaksimalkan program bapak asuh dan bunda asuh untuk percepatan penurunannya di daerah tersebut.

”Program ini sudah dilaunching akhir Desember 2024 lalu. Ini dalam upaya percepatan penurunan stunting dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak, khususnya dalam gerakan bapak asuh anak stunting,” ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Mukomuko R  Panji Surya SH dikonfirmasi BE, Senin 13 Januari 2025.

BACA JUGA:Dua Unsur Pimpinan Dewan di Mukomuko Diberi Mobnas Baru, Ini Jenisnya

BACA JUGA:Warga Benteng Nekat Seberangi Sungai Pakai Motor, Ini Penyebabnya

Menurutnya, program bapak asuh anak stunting ini salah satu upaya untuk mengeliminasi kasus stunting melalui gerakan gotong royong dari seluruh elemen masyarakat dalam memberikan bantuan dengan menyasar langsung kepada keluarga yang beresiko stunting. Program bapak asuh ini bisa dari perseorangan masyarakat biasa, ASN, pejabat, perusahaan, dan lainnya.

“Dalam mendukung gerakan ini, diperlukan sumber daya lainnya guna memenuhi kebutuhan tambahan gizi bagi ibu hamil, menyusui dan anak balita. Masyarakat umum dapat berperan dalam menurunkan angka stunting melalui program bapak asuh anak stunting,” katanya. Panji juga menjelaskan, untuk melancarkan gerakan serentak atasi stunting dengan pola bapak asuh dan bunda asuh, pihaknya terus memaksimalkan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, petugasnya di lapangan juga melaksanakan pendataan untuk mengetahui sudah berapa banyak bapak asuh anak stunting di Kabupaten Mukomuko. Ia menerangkan, permasalahan stunting menjadi prioritas utama bagi pemerintah daerah. Sebab stunting merupakan ancaman terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Kami berharap agar masyarakat yang memiliki kehidupan cukup mau menjadi bapak asuh anak stunting. Mereka bisa menyampaikan bantuan langsung kepada anak, seperti telur, vitamin, susu dan lainnya tanpa harus melalui pemerintah kabupaten, kecamatan maupun  desa maupun kelurahan,” ujarnya.(budi)

Tag
Share