Upaya Bengkulu Menuju Zero Stunting terus Dilakukan, Begini Program yang Diluncurkan

INDRI/BE Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Miliarti, saat menjelaskan program pencegahan stunting dan langkah strategis untuk mencapai Zero Stunting di tahun 2025.--

Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Kota Bengkulu melalui DP3AP2KB terus memperkuat upaya penanganan dan pencegahan stunting yang kini menunjukkan hasil positif.  Berbagai program inovatif diluncurkan untuk mendukung komitmen pemerintah mencapai target Zero Stunting pada tahun 2025.  

Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Miliarti, menjelaskan bahwa program BKB KIT ditujukan untuk membekali para ibu dengan balita atau baduta agar memiliki pola asuh yang lebih baik. Selain itu, program pendampingan keluarga berisiko mencakup pendampingan terhadap calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, hingga anak usia di bawah dua tahun (baduta). 

"Di BKB KIT itu, ibu-ibu yang memiliki baduta atau balita diajarkan pola asuh yang bagus. Kemudian, ada program pendampingan keluarga berisiko. Pendampingan ini mencakup calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, dan baduta, yang semuanya didampingi oleh tim pendamping keluarga," ujar Miliarti.

Miliarti juga menambahkan bahwa di Kota Bengkulu terdapat 204 BIP (Bidan Praktik Mandiri), dengan total 612 anggota tim pendamping keluarga. Tim ini terdiri dari bidan, kader KB, dan anggota PKK yang secara langsung memberikan pendampingan kepada keluarga-keluarga di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Ketersediaan Gas LPG 3 Kg Aman, Segini Stoknya

BACA JUGA:Kawasan KZ Abidin Dijaga Ketat Satpol PP, Pedagang Diminta Patuh

"DP3AP2KB berperan aktif dalam memberikan penyuluhan, pendampingan, dan pengawasan, terutama kepada ibu hamil dan ibu pasca persalinan. Kami ingin memastikan bahwa mereka mendapatkan informasi, sosialisasi, dan fasilitasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka," ucapnya.

Melalui program ini, DP3AP2KB tidak hanya fokus pada pencegahan stunting, tetapi juga berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan membangun komitmen untuk mengubah perilaku menuju pola hidup yang lebih sehat. 

"Harapan kami, keluarga-keluarga di Kota Bengkulu dapat mendukung pemenuhan kebutuhan anak dan keluarga mereka. Ini adalah langkah penting menuju perubahan yang lebih baik," ungkapnya.

Langkah-langkah ini membuahkan hasil positif. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Kota Bengkulu turun signifikan, dari 12,9% pada 2022 menjadi 6,7% pada 2023. Penurunan sebesar 6,2% ini menjadi motivasi besar bagi DP3AP2KB dan seluruh elemen masyarakat untuk mencapai target Zero Stunting pada 2025.

"Dengan program yang terus kami jalankan dan dukungan dari semua pihak, kami berharap besar pada tahun 2025 Kota Bengkulu bisa mencapai Zero Stunting," tutur Miliarti optimis. (Indri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan