Pendidikan Kejuruan Mampu Ciptakan SDM Unggulan

Kadisdikbud Saidirman--
Harianbengkuluekspress.id - Pendidikan vokasi atau kejuruan sekarang ini mendapat perhatian khusus dan merupakan pilihan yang tepat di era globalisasi saat ini. Hal tersebut di sampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) provinsi, Saidirman.
Apalagi persiapan menjelang PPDB tahun ajaran 2025/2026 nanti.
Dirinya menerangkan, pendidikan vokasi berorientasi pada keahlian dan kepakaran yang khas serta bekemampuan untuk siap berkerja.
Dengan demikian, lulusan dari pendidikan vokasi ini mampu bersaing secara global karena akan fokus pada pengembangan keterampilan dan juga teknologi aplikatif, sesuai slogannya, "SMK Bisa".
"Sekolah vokasi sama pentingnya dengan infrastruktur. Dunia kini sudah berubah, jika kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak dipersiapkan scara baik, maka suatu daerah akan tertinggal dalam perubahan dunia tersebut," ungkapnya, Minggu, 19 Januari 2025.
Dirinya menambahkan, perubahan sangat cepat, seperti dari internet sudah beralih ke mobile internet, lalu dari mobile internet bergeser ke artificial intelligence, robotics, tesla hyperloop. Itulah sebabnya, sekolah semacam politeknik dan vokasi sangatlah diperlukan, jika kualitas SDM di Provinsi Bengkulu ini tidak ingin tertinggal dari provinsi lainnya.
BACA JUGA:Menanti Gebrakan Helmi - Mian Pimpin Bengkulu, Berikut Daftar Program 100 Hari Pertama Menjabat
BACA JUGA:MIN 1 Terapkan Bimbingan Remaja Usia Sekolah, Ini Tujuannya
"Sekolah vokasi ini merupakan pendidikan keahlian setara dengan politeknik. Pada dasarnya pendidikan yang berorientasi pada penerapan ilmu. Lulusannya harus berkompeten dan terampil dalam bekerja. Begitu juga dengan para pengajarnya pun, harus memiliki sertifikasi profesi. Model pembelajaran sekolah vokasi ini berbeda dengan sistem dari pendidikan akademik seperti jenjang sarjana, magister ataupun doktor," paparnya.
Ia juga menjelaskan, jika pada pendidikan akademik menekankan ilmu pengetahuan, sekolah vokasi menekankan pembelajaran yang terstruktur serta keahlian yang lebih driven atau terarah.
"Pada intinya, sekolah vokasi diarahkan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja sesuai kebutuhan dunia kerja sekarang ini. Oleh sebab itulah sekitar 70 persen dari isi program pembelajaran merupakan praktik di industri dan ini yang harus diterapkan di Provinsi Bengkulu," tandasnya.
Untuk dketahui saja, berdasarkan dari data yang ada, pendidikan vokasi di Indonesia ini hanya 16 persen dari seluruh institusi pendidikan yang ada di tanah air. Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan negara China. Dimana, 56 persen dri perguruan tingginya merupakan pendidikan vokasi atau kejuruan. (Budhi)