Tahun 2024, DBD Melonjak hingga 496 Kasus dan 1 Meninggal Dunia, Awal 2025 Sudah Segini

Sun Koordinator P2PM Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten BU, Bintoro Wahyudi-Aprizal/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) pada tahun 2024 lalu mengalami lonjak signifikan bila dibandingkan tahun 2023.
Tercatat ada 496 kasus dan 1 Meninggal dunia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sun Koordinator P2PM Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten BU, Bintoro Wahyudi, Selasa 18 Februari 2025.
"Ya, untuk kasus DBD tahun 2024 ada sebanyak 496 kasus dengan 1 kasus meninggal dunia. Bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya ada 133 kasus dengan 2 kasus meninggal dunia. Kasus DBD cukup melonjak,"ujarnya
Ditambahkannya, pada awal tahun 2025 ini kasus DBD untuk bulan Januari terdata ada sebanyak 24 kasus dan bila dibandingkan dengan periode yang sama pad tahun 2024 lalu.
BACA JUGA: PPPK Paruh Waktu di Bengkulu Utara, Segini Perkiraan Nominal Gajinya
BACA JUGA:Amalkan Doa Ini oleh Seorang Istri, Insya Allah Segala Urusan Suami Dipermudah
Kasus ini juga mengalami peningkatan dimana untuk periode Januari 2024 hnya terdapat 19 kasus.
"Untuk kasus DBD tahun 2025 bulan Januari terdata ada sebanyak 24 kasus dan bila dibandingkan dengan periode yang sama pad tahun 2024 lalu. Kasus ini juga mengalami peningkatan dimana untuk periode Januari 2024 hnya terdapat 19 kasus,"ungkapnya.
Melihat dengan terus meningkatnya kasus DBD tersebut saat disinggung seperti apa langkah pihak Dinkes Kabupaten BU, agar kasus DBD dapat teratasi.
Dirnya pun menyatakan, bahwa hal ini dapat diatasi apabila kesadaran masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tinggi. Jika tidak, tentu apa saja yang dilakukan oleh pihaknya tidak akan berlaku.
Sehingga, percuma saja berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan DBD dengan sosialisasi ataupun edukasi kepada masyarakat mengenai penanggulangan DBD dengan gerakan satu rumah satu jumantik atau dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus yang dilaksanakan setiap minggu dua kali, tidak akan berhasil.
BACA JUGA:Kembangkan Usaha dengan Ajukan Pinjaman ke BRI, Hanya Ini Syaratnya
BACA JUGA:RKPD 2026 Mukomuko Mulai Disusun, Ini yang Jadi Prioritas Utama
"Bila kesadaran masyarakat masih kurang, jadi percuma saja berbagai upaya pencegahan seperti memberikan bubuk Abate serta melakukan fogging dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terhadap PSN. Karena paling terpenting yakni kesadaran masyarakat terhadap PSN dan 3M,"tukasnya.(Aprizal)