Kebutuhan Pupuk Belum Terpenuhi, Bupati Sarankan ini ke Petani

RENALD/BE Salah satu toko tani yang menjual pupuk dan kebutuhan petani di Bengkulu Selatan.--

Harianbengkuluekspress.id – Petani di Bengkulu Selatan masih menghadapi kendala dalam mendapatkan pupuk, yang berdampak pada hasil panen mereka. Hingga saat ini, ketersediaan pupuk subsidi masih terbatas, sementara harga pupuk non-subsidi dinilai terlalu mahal bagi sebagian besar petani.

Pertanian merupakan sektor utama di Bengkulu Selatan, dengan komoditas andalan seperti padi, kelapa sawit, jagung, dan kopi. Namun, produksi masih belum optimal, terutama pada tanaman padi yang hanya bisa dipanen maksimal dua kali dalam setahun, adapun salah satu penyebabnya adalah kurangnya pasokan pupuk yang dibutuhkan petani.

Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengakui bahwa pemerintah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan pupuk subsidi. Ia mendorong petani untuk beralih ke pupuk non-subsidi, meskipun harganya lebih tinggi.

"Bandingkan hasilnya, pasti lebih baik dengan pupuk non-subsidi," ujar Gusnan kepada BE, Selasa 4 Maret 2025.

Sebagai alternatif, pemerintah juga mengajak petani untuk memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami dan batang jagung sebagai pupuk alami. Namun, menurut Gusnan, inovasi ini belum banyak diterapkan.

"Petani di daerah lain lebih inovatif. Kita harus belajar dari mereka agar lebih mandiri dalam mengatasi masalah pupuk," ungkapnya.

BACA JUGA:Penyertaan Modal ke Bumdes Sia-sia, Inspektorat Pastikan Menindaklanjuti

BACA JUGA: Pemkab Kaur Siapkan Rp 18 M untuk THR ASN, Pembayaran Tunggu Ini

Di sisi lain, pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan alat pertanian, meski masih terbatas dan hanya melalui kelompok tani. Gusnan berharap ke depan perhatian terhadap sektor pertanian semakin ditingkatkan.

"Mudah-mudahan ke depan, pemerintah bisa lebih fokus lagi pada kebutuhan petani," pungkasnya. (Renald)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan