Perangi Stunting, Mukomuko Targetkan Penurunan hingga 14 Persen di 28 Desa Prioritas

Perangi Stunting, Mukomuko Targetkan Penurunan hingga 14 Persen di 28 Desa Prioritas-Istimewa/Bengkuluekspress.-
Harianbengkuluekspress.id – Sebanyak 28 desa di Kabupaten Mukomuko kembali ditetapkan sebagai lokasi khusus (lokus) penanganan stunting pada tahun 2025.
Penetapan ini mempertahankan jumlah lokus yang sama seperti tahun sebelumnya, mengingat angka stunting di daerah ini masih menjadi perhatian serius.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko terus berupaya mengoptimalkan berbagai program intervensi, mulai dari pemberian makanan tambahan (PMT), pemantauan tumbuh kembang anak, hingga koordinasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Mukomuko, Jajad Sudrajat, hingga saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi terhadap capaian tahun sebelumnya, sebelum merilis angka penurunan stunting yang berhasil dicapai.
BACA JUGA:Dukung Percepatan Pembangunan Sosial, Ny. Ani Tri Ratnawati Choirul Huda Pimpin TP PKK Mukomuko
BACA JUGA:Jelang Mudik Lebaran, Satlantas Polres Seluma Pasang panduk di Titik Rawan Laka
"Kami masih dalam tahap evaluasi terhadap hasil intervensi stunting tahun lalu, sehingga belum bisa menyampaikan secara pasti angka penurunan yang terjadi. Namun, upaya penanggulangan tetap berjalan secara lintas program dan melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” ujar Jajad.
Dinkes Mukomuko menegaskan bahwa penanganan stunting tidak hanya bergantung pada sektor kesehatan saja, tetapi juga membutuhkan dukungan lintas OPD, termasuk sektor pendidikan, sosial, serta pemberdayaan perempuan dan keluarga.
"Penanggulangan stunting ini harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, kader Posyandu, hingga masyarakat. Kami tidak bisa bekerja sendiri, sehingga koordinasi dengan OPD lain sangat penting untuk keberhasilan program ini," jelas Jajad.
Salah satu intervensi utama yang dilakukan Dinkes Mukomuko adalah pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita di Posyandu, sebagai upaya meningkatkan status gizi anak-anak di desa lokus stunting.
Namun, hingga saat ini, program PMT belum dapat berjalan optimal karena anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) belum terealisasi.
"Program PMT memang menjadi salah satu langkah utama dalam menangani stunting, tetapi saat ini masih menunggu pencairan dana BOK. Meski begitu, kegiatan pemantauan dan skrining kesehatan anak tetap berjalan melalui Posyandu," tambahnya.
Kabupaten Mukomuko masih menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka stunting. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, angka stunting di Mukomuko tercatat mencapai 22,02 persen, jauh di atas batas aman yang direkomendasikan WHO.
Pemerintah daerah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2025, dengan memperkuat berbagai strategi intervensi.