Penjualan Pertamax Merosot, Ini Penjelasan Ketua DPP HPMPI Provinsi Bengkulu

IST/BE HPMPI bersama Pertamina saat melakukan uji sampel BBM di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pulau Baai Bengkulu, beberapa waktu lalu.--

Harianbengkuluekspress.id - Penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan drastis atau merosot. Penurunannya mencapai 30 hingga 50 persen.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) Steven mengatakan, penurunan penjualan Pertamax itu, dampak dari isu oplosan BBM yang membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap lembaga penyalur, khususnya Pertashop yang hanya menjual produk Pertamax.

"Adanya kasus oplosan BBM itu, Pertashop sangat berdampak. Masyarakat yang mendapat informasi oplosan BBM itu, sulit percaya lagi dengan lembaga penyalur yang khusus penjualan produk Pertamax," ujar Steven, Minggu 9 Maret 2025.

Dijelaskannya, kondisi di lapangan, masyarakat saat ini masih  ragu untuk membeli Pertamax. Karena khawatir mendapatkan produk yang tidak sesuai standar. Sebab, sesuai standar BBM Pertamax itu memiliki RON 92. Berbeda dengan BBM jenis pertalite yang memiliki kandungan RON 90.

BACA JUGA:Nasdem Usung Suryatati di PSU Bengkulu Selatan, Begini Respons Gusnan Mulyadi

BACA JUGA:Ciptakan Kota Tanpa Gelandangan/Pengemis, Ini Target Wali Kota Bengkulu

"Jadi penurunan penjualan di Bengkulu, sangat drastis sekali," bebernya.

Steven mengatakan, dirinya meminta kepada masyarakat tidak perlu ragu lagi. Sebab, HPMPI telah melakukan pengecekan secara langsung pada laboratorium di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pulau Baai Bengkulu, milik Pertamina.

HPMPI melihat secara langsung proses awal BBM hingga disalurkan ke lembaga penyalur. Baik itu SPBU maupun Pertashop. Proses dimulai dengan pengantaran BBM oleh kapal tongkang yang dilengkapi dengan Certificate of Quality (COQ). Dokumen ini memuat spesifikasi produk BBM yang dibawa, menjamin kualitas sejak awal.  

Setelah tiba, BBM menjalani pengambilan sampel dan inspeksi ulang di laboratorium. Jika lolos, BBM kemudian dibongkar ke 13 tangki timbun sesuai jenis produknya. Selanjutnya, setelah menerima Loading Instruction (LI), BBM dipompa ke mobil tangki pengantar. Di area pengisian, terdapat 8 bay yang masing-masing dilengkapi dengan nama produk BBM untuk menghindari kesalahan pengisian.  

BACA JUGA:Penukaran Pecahan Uang Kecil di BRI Maksimal Rp 4,5 Juta

Sebelum meninggalkan depot, BBM kembali diperiksa oleh gatekeeper. Pemeriksaan meliputi kuantitas BBM, suhu, densitas, serta kondisi sarana transportasi (MT). Setelah semua parameter terpenuhi, MT dipasangi segel untuk memastikan keamanan produk selama perjalanan menuju lokasi penyaluran, seperti Pertashop atau SPBU.  

"Kita melihat Pertamax yang dijual di Pertashop dan SPBU telah melalui proses pengecekan ketat di laboratorium. Mulai dari master sample hingga pengambilan sampel sebanyak empat kali. Master sampel yang dikirim juga dilengkapi dengan surat pengantar dan sertifikat kualitas BBM," jelas Steven.

Steven mengatakan, hasil pengecekan laboratorium memang telah menunjukkan produk BBM itu, murni dengan RON 90 dan 92. Artinya, masyarakat tidak perlu ragu lagi membeli Pertamax di Pertashop.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan