BI Prediksi Ekonomi Bengkulu 2025 Stabil, Inflasi Ditargetkan Segini

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat didampingi Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denny dan tamu undangan foto bersama dalam Sarasehan Ekonomi di Two-K Azana Style Hotel Bengkulu, Kamis, 20 Maret 2025.-REWA/BE -
Harianbengkuluekspress.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu menggelar sarasehan bertajuk "Sinergi Moneter dan Fiskal Mewujudkan Transformasi Ekonomi Bengkulu untuk Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan" di Two-K Azana Style Hotel Bengkulu, Kamis, 20 Maret 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, guna memperkuat sinergi dalam mendorong perekonomian daerah tetap tumbuh di tengah tantangan global dan nasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat menyampaikan, pada triwulan I 2025, ekonomi Provinsi Bengkulu diperkirakan melandai dibandingkan dengan periode sebelumnya.
BACA JUGA:Buka Puasa Bersama Insan Pers, Gubernur Bengkulu Ajak Media Dukung Program Bantu Rakyat
BACA JUGA:Tiga Petinggi Bank Bengkulu Pilih Mundur, Iswahyudi Jabat Plt Dirut
Hal ini dipicu oleh beberapa faktor seperti realokasi anggaran, konsolidasi ulang APBD yang baru selesai di tengah triwulan, serta dampak base year effect dari Pemilu yang berlangsung pada periode sama tahun sebelumnya.
"Namun demikian, secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Bengkulu sepanjang tahun 2025 ini masih akan relatif stabil, diperkirakan berada pada kisaran 4,2 persen hingga 5,0 persen," ujar Wahyu dalam paparannya.
Ia menambahkan, konsumsi masyarakat selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan, pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN, serta penyaluran bantuan sosial (bansos) turut memberikan dorongan positif terhadap perekonomian Bengkulu pada triwulan pertama ini meskipun sempat melandai.
"Meskipun ekonomi triwulan I 2025 ini melandai, tapi kami perkirakan pertumbuhan ekonomi meningkat karena dorongan konsumsi masyarakat," tuturnya.
Dari sisi inflasi, BI memperkirakan inflasi Bengkulu di tahun 2025 berada pada angka 2,5 persen ± 1 persen. Namun, Wahyu mewanti-wanti potensi tekanan inflasi yang dapat meningkat hingga mendekati batas atas 3,5 persen, seiring dengan tingginya konsumsi masyarakat saat HBKN, libur sekolah, serta potensi kenaikan tarif listrik jika subsidi dicabut.
"Produktivitas sentra pangan dan kondisi cuaca juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi inflasi kita ke depan. Kalau cuaca ekstrem terjadi, ini bisa berdampak pada produksi pangan dan akhirnya ke inflasi," jelasnya.
Meski dihadapkan pada sejumlah tantangan, industri perbankan di Bengkulu secara umum menunjukkan kinerja yang positif.
Penyaluran kredit perbankan pada triwulan I 2025 tercatat tumbuh 3,20 persen secara tahunan (year on year/yoy), dengan dominasi pada sektor kredit konsumsi.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan Bengkulu tumbuh sebesar 9,74 persen (yoy). Mayoritas DPK berasal dari nasabah perseorangan, diikuti oleh sektor pemerintah dan korporasi.