Pengelolaan Sampah Masuk Kurikulum Mulok, Ini Instruksi Wali Kota Bengkulu

Wali Kota Bengkulu, Dr Dedy Wahyudi.--

Harianbengkuluekspress.id - Dalam menunjang aktivitas belajar mengajar pada sekolah masing-masing. Wali Kota Bengkulu, Dr Dedy Wahyudi meminta seluruh kepala sekolah menjadikan sekolahnya menjadi bersih dan nyaman.

Dengan menerapkan program pengelolaan sampah. Bahkan, program ini harus masuk dalam kurukulum muatan lokal pada tahun ajaran baru 2025/2026 nanti. Dedy ingin kepala sekolah menjadikan sekolahnya sebagai rumah kedua. Dengan begitu semuanya akan begitu perhatian akan keadaan sekolahnya, baik itu kebersihan dan fasilitasnya.

"Tolong pastikan lagi kebersihan sekolah. Kemudian, fasilitasnya harus laik, seperti WC, pastikan bersih dan airnya ada," ucap Dedy kepada BE, Kamis, 10 April 2025.

Selain itu, dia menyebutkan, dalam rangka mendukung program Bengkulu BISA. Sekolah-sekolah di Kota Bengkulu harus bebas sampah. Dedy berharap sampah-sampah di sekolah-sekolah dapat dimanfaatkan dan menghasilkan sebuah karya seperti di kota besar. Karena, dengan hal tersebut juga dapat melatih keterampilan para siswa-siswi dalam menciptakan karya-karya yang ada nilai ekonomisnya.

BACA JUGA:Pengguna Tol Zero Insiden, Ini Keterangan Branch Manager Hutama Karya Tol Bengkulu-Taba Penanjung

BACA JUGA:Bengkulu Masuk dalam Daftar 5 Daerah Tertinggi Salurkan TPG TW 1 2025, Ini Kiatnya

"Jadi anak-anak diajarkan tentang pemanfaatan sampah sejak dini dari mulai dari TK, SD dan SMP. Sehingga, mereka nantinya bijak melihat kebersihan dan bijak mengelola sampah," terangnya. 

Dengan begini, ia menyakini dimasa mendatang pelajar terbiasa dan tertanam dalam pikirannya tentang bagaimana bijak dalam mengelola sampah. Tidak lupa, Dedy mencontohkan negara Singapura, notabene negara maju yang bijak dalam hal pengelolaan sampah sehingga negara tersebut tampak bersih, nyamam dan asri.

Selain sampah, dirinya tidak ingin sekolah di Kota Bengkulu ini juga terlihat gersang dan mempunyai susana tak nyaman.

"Saya prihatin serta kecewa berat kalau ada sekolah yang gersang. Saya lihat kepala sekolah ini 80 persen emak-emak. Masa ibu-ibu tidak ada mau yang bertanam. Kalau di rumah hobi bertanam, di sekolah juga harus buat sekolah menjadi sejuk dan rindang. Jangan malah jadi gersang," tutupnya. (Bhudi Sulaksono)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan