Eksportir Cangkang Sawit Berpotensi Untung, Ini Pandangan Pengamat Ekonomi Bengkulu

IST/BE Alat berat saat memuat cangkang Sawit di Stockfile di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.--
Harianbengkuluekspress.id - Pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS menjadi sorotan utama dalam dunia bisnis di Bengkulu. Sebab, pelemahan tersebut berpotensi menguntungkan eksportir cangkang sawit di Provinsi Bengkulu, mengingat sebagian besar transaksi mereka menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat.
Menurut Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof. Dr. Kamaludin SE MM, pelemahan rupiah bisa menjadi angin segar bagi para eksportir cangkang sawit. Karena nilai 1 Dolar Amerika Serikat saat ini mencapai hampir Rp 17 ribu.
"Rupiah melemah menguntungkan pengusaha eksportir cangkang sawit karena pendapatannya dalam mata uang asing, umumnya US dollar," kata Kamaludin, Minggu 13 April 2025.
Selain itu, pelemahan rupiah juga memberikan keunggulan kompetitif bagi produk-produk ekspor Bengkulu turunan cangkang sawit. Hal ini membuat harga ekspor menjadi lebih kompetitif di pasar internasional.
BACA JUGA:Pertamina Imbau Gunakan Bright Gas, Ini Keuntungan Gunakan Bright Gas
BACA JUGA:Mei, SK PPPK Dibagikan, Ini Penjelasan Asisten I Setda Pemerintah Kota Bengkulu
"Bukan hanya cangkang sawit, produk turunannya seperti briket dan karbon aktif juga akan memiliki harga yang lebih kompetitif di pasar internasional," ujar Kamaludin.
Terkait hal ini, Perwakilan salah satu perusahaan eksportir cangkang sawit di Bengkulu, Ali Akbar menyatakan, tengah berupaya mengekspor cangkang sawit. Namun, ada kendala saat ini pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai.
"Kami melihat peluang besar dalam situasi ini. Dengan rupiah yang melemah, kami dapat meningkatkan margin keuntungan kami dalam transaksi ekspor, tapi kami masih terkendala pendangkalan alur pelabuhan," ujar Ali.
Meski menguntungkan, sebagian kalangan mengkhawatirkan dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi dan daya beli masyarakat lokal. Namun, Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu, Dr Ansori Tawakal SE MM pengaruh pelemahan rupiah terhadap inflasi dan daya beli tidak akan signifikan.
BACA JUGA:Bapenda Nonaktifkan PBB Menunggak, Ini Keterangan Kepala Bapenda Kota Bengkulu
"Kenaikan harga barang-barang impor mungkin terjadi, tetapi dapat diimbangi dengan peningkatan pendapatan dari sektor ekspor," jelasnya.
Meskipun demikian, Pemerintah Daerah Bengkulu diharapkan tetap waspada dan mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah yang tidak menentu.
"Walaupun kondisi ini menguntungkan eksportir, namun Pemda di Bengkulu tetap harus mewaspadai fluktuasi nilai tukar rupiah yang tidak menentu terutama terkait barang impor," pungkasnya. (Rewa Yoke)