Harga Kopi Melambung, Tapi Produksi Masih Kurang
Rizon--
BENGKULU, BE - Harga biji kopi di Provinsi Bengkulu saat ini mencapai Rp 55 ribu per kilogram. Namun, meskipun harga biji kopi meningkat, produksinya masih belum bisa memenuhi kebutuhan pasar.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu M Rizon SHut MSi mengatakan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah intervensi guna memacu produksi, salah satunya bantuan bibit kopi.
"Pemerintah akan memberikan bantuan bibit kopi untuk peremajaan kepada petani," ungkap Rizon, Jumat (15/12).
Rizon mengatakan, harga biji kopi terus mengalami kenaikan karena permintaan pasar yang tinggi. Biji kopi petik merah dipatok dengan harga Rp 55/Kg, sedangkan jenis asalan mulai dari Rp 39 ribu hingga Rp 41 ribu/kg.
Saat ini produksi petani mencapai satu ton perhektarenya, dari total 89 hektar kebun kopi yang ada di Provinsi Bengkulu. "Batang kopi petani banyak yang tidak produktif lagi sehingga harus dilakukan pergantian," katanya.
Meski produksi kopi tahun ini, berkurang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menargetkan produksi biji kopi bisa mencapai 2,5 ton perhektar pada tahun 2024 mendatang. Pemerintah juga menjamin harga kopi ke depannya terus stabil.
"Jika kualitasnya bagus maka harganya juga meningkat," ujarnya.
Rizon menambahkan, pemerintah akan melakukan meremajaan perkebunan kopi. Tentunya, dengan memberikan bibit kopi unggul untuk para petani.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada petani kopi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi.
Pemerintah juga akan meningkatkan infrastruktur pendukung, seperti jalan, dan sarana pemasaran. Hal ini akan memudahkan petani dalam memasarkan hasil produksinya.
"Dengan berbagai upaya itu, diharapkan produksi biji kopi di Provinsi Bengkulu dapat meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar," tutup Rizon. (151)