Harian Bengkulu Ekspress

Curhat Pemilik Sapi Kurban Presiden Prabowo Mati Mendadak, Batal Dapat Rp 125 Juta, Curiga Si ''Turbo''Diracun

Dedi Irawan batal dapat dapat trasnferan Rp 125 Juta lantaran sapi yang dibeli Presiden Prabowo Subianto mati mendadak -Tangkaplayar/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Dedi Irawan pemilik  sapi  simental yang dibeli Presiden Prabowo Subianto  untuk kurban  mati mendadak di Polewali Mandar, Sulawesi Barat shok. 

Bagaimana tidak, Dedi yang merupakan  peternak lokal sudah berbulan-bulan merawat sapi  yang diberi nama "Turbo" dengan penuh perhatian dan sayang. 

Hingga  akhirnya,  sapi miliknya dipilih dan dibeli sekretarian negara dengan harga yang funtastis yakni  dibanderol Rp125 juta, dana itu rencananya akan digunakan Dedi Irawan sebagai modal usaha penggemukan sapi. 

Harapannya pun sirna, sapi jantan dengan bobot 1,1 ton itu  tiba-tiba menggelepar di kandang sehari setelah teken kontrak  jual beli bersama sekretariat negara dilakukan. 

BACA JUGA:Sempat Dimandikan, Sapi Kurban Seharga Rp 125 Juta Milik Presiden Prabowo Mati Mendadak, Ini Penjelasannya

BACA JUGA:Sapi Kurban Milik Presiden Yang Mati Mendadak Bukan Karena Antraks, Ini Kata Dinas Peternakan

"Tapi sayang, belum sempat terima transferan dari Istana, sapi yang saya cintai  tiba-tiba ambruk dan mati di kandang,"  tutur Dedi. 

Kehilangan Turbo merupakan pukulan berat, Dedi menduga kematian si "Turbo" bukanlah kejadian biasa.

 Ia curiga ada unsur kesengajaan, karena Turbo mati tak lama setelah diberi makan dan dimandikan. Kejanggalan diperkuat dari seluruh sapi di kandangnya mendapatkan perlakuan dan pakan yang sama tetap sehat. Hanya Turbo yang mengalami kematian secara tiba-tiba.

"Kalau ada yang berniat jahat dan mati  karena diracun, biarlah Tuhan yang membalasnya," ujar Dedi

Dibeberkan Dedi, sejak si "Turbo"  terpilih sebagai sapi kurban Presiden pada awal Mei 2025, ia merawat hewan tersebut dengan sangat hati-hati. Ia juga mengaku  bangga karena sempat berdialog langsung dengan pihak Istana dalam video konferensi bersama enam peternak lainnya dari Sulawesi Barat.

"Ini bukan soal harga yang fantastis, tapi kebanggaan. Sapi saya terpilih sebagai yang terbaik mewakili Sulawesi Barat," ujarnya

Dengan matinya sapi miliknya, secara otomatis  pembelian sapi dari sekretariat negara pun batal, karena sapi tidak bisa diserahkan sesuai jadwal kurban.

Rasa sedih dan kecewa sangat terpancar dari wajah Dedi dalam video yang bereda, bukan hanya karena kehilangan potensi pendapatan, juga karena kehilangan hewan yang telah ia rawat dengan penuh kasih.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan