MENDORONG INDUSTRI PENYIARAN, MENGHADIRKAN KONTEN RAMAH PEREMPUAN
Fonika Toyib--
Penulis: Fonika Thoyib Komisioner KPID Bengkulu dan Koordinator JPPB
“Tahun pemilu konten televisi didominasi berita dan informasi politik, hendaknya sekalipun informasi tentang politik itu penting, televisi tetap menjalankan fungsinya memberikan edukasi, informasi, pengetahuan dan menghibur. Artinya konten siaran yang dihadirkan tetap berimbang, karena sebagai pemirsa setia televisi kami ingin mengetahui informasi yang berbeda …” (petikan salah satu wawancara 2023)
Konten adalah isi, informasi, materi tertentu yang ditujukan kepada khalayak yang berisi ide, gagasan yang bermakna yang disusun melalui pesan tulisan, suara, gambar, atau suara dan gambar yang ditujukan kepada penerima pesan untuk dimengerti oleh audiens. Demikian juga dengan konten siaran televisi adalah konten yang tayangkan melalui frekuensi milik publik berupa tulisan, gambar, suara serta gambar dan suara yang ditujukan kepada pemirsa agar diterima, dimengerti dan diminati oleh para pemirsa.
Preferensi pemirsa sangat tergantung pada konten siaran yang dihadirkan televisi melalui layak kaca. Ragam kepeminatan atau selera pemirsa sangat tergantung dengan kebutuhan audiens. Ada kelompok yang menyukai hiburan, konten berita, konten riligi, petualangan, kuliner, musik dan banyak lagi. Berdasarkan beberapa pengamatan dan riset kelompok pemirsa yang cukup dekat dengan televisi adalah perempuan dan anak, karena stasiun televisi masih menghadirkan ragam konten yang menjadi preferensi kelompok perempuan dan anak, misalnya hiburan, music, animasi, infotaiment dan informasi berita.
Survey KPID Bengkulu baru-baru ini bahwa konten yang paling diminati atau menjadi pilihan kelompok perempuan di Bengkulu adalah konten berita dan hiburan. 50 % menyukai konten berita dan 50% menyukai konten hiburan dan lainnya. Hal ini menujukkkan bahwa kelompok perempuan mengharapkan siaran televisi yang hadir ditengah mereka adalah siaran yang memberikan informasi yang mengedukasi, mencerahkan, berdasarkan fakta dan data valid, sumber jelas dan narasumber yang kredibel.
Di tengah disrupsi informasi saat ini, dimna informasi palsu (hoaks) mellaui media baru (new media) telah membawa dampak negative bagi penerimnay. Hendaknya media televisi dapat menghadirkan informasi alternatif yang menjadi rujukan khalayak, termasuk informasi memberikan informasi terkini tentang peristiwa lokal, nasional dan internasional. Artinya konten informasi yang dihadirkan adalah informasi yang menyejukkan, tidak provokatif, dan bukan ujaran kebencian, nir kekerasan tidak mengandung unsur SARA.
Harapan para perempuan Bengkulu melalui survey preferensi konten televisi ini diharapkan menjadi masukan bagi industri penyiaran televisi terus menghadirkan dan memproduksi konten yang bermanfaat kepada pemirsa. Wajah Perempuan dan anak di media televisi hendaknya menjadi subjek, karena ada banyak perempuan yang berkualitas, punya kecakapan tegas dalam bidangnya masing-masing bila dikemas dengan apik akan menginspirasi para penonton televisi, dan memberikan pembelajaran yang positif. Sebaliknya pengukuhan streotif perempuan dan labeling bahwa perempuan lemah, tidak tegas, penggoda dan tidak pandai, konsumtif dan lain-lain hendaknya segera dikurangi dan lama-kelamaan dihentikan. Baik melalui konten hiburan sinetron, variety show maupun produk iklan yang selama ini masih terus mengukuhkan streotif perempuan.
Hari Ibu adalah hari gerakan Perempuan Indonesia, melalui peringatan Hari Ibu ke 95 tahun 2023 kita maknai bahwa para perempuan berhak mendapatkan informasi yang bermanfaat, berita yang terverifikasi serta hiburan yang sehat. Salah satu yang berkewajiban menghadirkanhya informasi yang berkualitas tersebut adalah media penyiaran televisi dan radio. Sebagaimana amanat UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 fungsi dan tujuan dari penyiaran adalah memberikan informasi, edukasi, sebagai control dan perekat sosial serta hiburan yang sehat untuk membentuk watak dan jati diri serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selamat Hari Ibu. (**)