Inflasi di Bengkulu Turun Segini
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal--
BENGKULU, BE - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyampaikan bahwa angka inflasi di Bengkulu pada Desember 2023 lalu mencapai 3,05 persen (yoy). Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang tercatat sebesar 5,92 persen (yoy).
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal mengatakan, angka inflasi secara year on year (yoy) hingga Desember 2023 lalu mengalami penurunan sebesar 2,87 persen dibandingkan Desember 2022. Penurunan ini terjadi berkat keberhasilan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Bengkulu yang telah melaksanakan operasi pasar murah secara intensif.
"Kami sangat bangga dengan keberhasilan TPID dalam menekan angka inflasi di Bengkulu. Operasi pasar murah telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam menurunkan inflasi, terutama dalam sektor makanan, minuman, dan tembakau," kata Win, Selasa 2 Januari 2024.
Win menambahkan, operasi pasar murah yang dilakukan TPID Bengkulu juga menyebabkan deflasi terhadap beberapa komoditas pangan strategis. Berdasarkan data yang direlease oleh BPS, beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain daging ayam sebesar 0,13 persen, bawang merah sebesar 0,02 persen, dan minyak goreng sebesar 0,06 persen.
"Kami mencatat beberapa Komoditas Pangan Strategis seperti daging ayam, bawang merah, dan minyak goreng menyumbangkan deflasi di Bengkulu," ujar Win.
Meskipun terdapat penurunan angka inflasi yang positif, pemerintah tetap harus mewaspadai beberapa komoditas yang berpotensi memberikan andil inflasi di masa mendatang. Beberapa komoditas yang menjadi perhatian pemerintah antara lain bensin, rokok kretek, beras, cabai merah, mobil dan solar. Penjagaan yang ketat diperlukan untuk mencegah kenaikan harga yang berlebihan pada komoditas tersebut, yang dapat berdampak negatif pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Meskipun kita berhasil menurunkan inflasi secara keseluruhan, kita harus tetap mewaspadai beberapa komoditas yang memiliki potensi untuk menyebabkan inflasi di masa depan. Upaya pencegahan dan pengawasan yang lebih ketat perlu dilakukan pada sektor bensin, rokok kretek, beras, cabai, mobil, tarif travel, dan solar," kata Win.
Sementara itu, Sekda Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri mengatakan, dengan upaya TPID Bengkulu yang sukses dalam mengendalikan inflasi melalui operasi pasar murah dan kehati-hatian pemerintah dalam mengawasi beberapa komoditas yang berpotensi meningkatkan inflasi, diharapkan ekonomi di Bengkulu dapat tetap stabil dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Pemerintah Provinsi Bengkulu berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali dan menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan," tutupnya.(999)