Harian Bengkulu Ekspress

Tinggalkan Cara Lama, Inspektorat Provinsi Bengkulu Gagas ''EDIT'', Deteksi Dini Risiko Pengelolaan Anggaran

Tinggalkan Cara Lama, Inspektorat Provinsi Bengkulu Gagas ''EDIT'', Deteksi Dini Risiko Pengelolaan Anggaran-Eko/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id - Inspektur Provinsi Bengkulu Dr M H Heru Susanto SE MM CGCAE CGRE CFrA menggagas terobosan strategis berupa sistem Implementasi e-Audit Terintegrasi (EDIT).

Gagasan EDIT ini, dipaparkan sebagai rancangan proyek perubahan dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat 2 Angkatan ke-27 Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, yang dilaksanakan di BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah.

Dibawah kepempinan Gubernur Bengkulu H Helmi Hasan dan Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu Ir H Mian gagas EDIT akan menjadi strategi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. 

Inspektur Provinsi Dr Heru Susanto menjelaskan transformasi dari konvensional ke digital pada proyek perubahan ini lahir dari analisis mendalam terhadap tantangan pembinaan dan pengawasan (Binwas) yang selama ini berjalan. 

BACA JUGA:Sinergi BSI dengan Pertamina Patra Niaga Hadapi Bencana, Pastikan Layanan Perbankan di Aceh Tetap Berjalan

BACA JUGA:Reses di Kelurahan Sawah Lebar, Kusmito Gunawan Janji Hadirkan Solusi Konkret bagi Warga Kota Bengkulu

"Selama ini audit masih berbasis kertas, mengandalkan sampling, dan bersifat post-audit atau memeriksa setelah kegiatan selesai. Metode ini memakan waktu lama, jangkauannya terbatas, dan seringkali terlambat dalam mendeteksi risiko," terang Heru, Sabtu 6 Desember 2025.

Dijelaskannya, selama ini sistem konvensional memang menghambat kinerja Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Berdasarkan analisis mendalam terhadap lima aspek manajemen. Yaitu, Man, Method, Machine, Material, dan Environment. 

"Jadi metode audit yang berjalan saat ini masih terjebak pada pola konvensional," tambahnya. 

Heru menilai, sistem konvensional berisiko melemahkan fungsi pencegahan korupsi. Celah kesalahan administrasi maupun penyimpangan anggaran seringkali baru ditemukan ketika dampaknya sudah terjadi. 

"Maka, EDIT hadir untuk mengubah paradigma tersebut dari pengawasan pasif menjadi proaktif," tutur Heru. 

Sementara itu, Heru mengatakan, sistem EDIT dirancang untuk menggantikan sistem manual dengan pendekatan digital yang terintegrasi.

Sistem ini mengusung konsep continuous auditing atau audit berkelanjutan dan audit berbasis risiko (risk-based audit). Maka lewat sistem EDIT, pengawasan tidak lagi menunggu akhir tahun anggaran. Sistem ini memungkinkan pemantauan data secara digital dan real-time. 

"Ini adalah upaya deteksi dini. Kita tidak hanya mencari kesalahan, tetapi mencegah kesalahan itu terjadi sejak awal," tegas Heru.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan