Gubernur Minta Pelaku Begal Dibina, Ini Alasannya
RIO/BE Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Kadis Dikbud Provinsi Bengkulu Saidirman, Kadis DP3APPKB Provinsi Bengkulu Eri Yulian dan Pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) jenjang SMK Provinsi Bengkulu berbincang membahas fenomena pelajar--
Untuk itu, Rohidin meminta para orang tua untuk terus memberikan pemahaman yang baik. Sehingga ketika anak-anak bergaul di luar dapat terkontrol dan tidak melakukan hal negatif.
"Jadi anak tidak hanya memahami kurikulum di sekolah, namun mulai dari keluarga sudah dibentuk kurikulum keluarga. Jika mulai dari rumah telah dibina dan ditanamkan dengan baik, sikap disiplin, saling menghargai. Maka anak tersebut dalam pergaulannya tidak akan melakukan hal-hal negatif yang merugikan," tandasnya.
Pendidikan 11 Pelajar Tetap Dijamin
Pasca ditangkapnya 16 komplotan begal yang mengatas-namakan “Geng Siap Tempur” oleh Polresta Bengkulu melalui Polsek jajaran dibantu Dit Reskrimum dan Dit Reskrimsus Polda Bengkulu beberapa hari lalu setelah dianggap meresahkan masyarakat kota. Bahkan, dari 16 pelaku tersebut terdapat 11 orang yang merupakan pelajar SMA dan SMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) provinsi akan tetap menjamin pendidikan mereka meskipun proses hukum tetap berjalan.
Hal tersebut pun dikatakan langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Saidirman SE MSi.
"Kita tetap menjamin pendidikan mereka sebagaimana mestinya. Rencananya, kita akan segera menggelar rapat dengan para kepala sekolah dan orang tua para siswa terkait masalah ini," katanya, Jumat (27/10).
Tetapi, dia menyebutkan, meskipun tetap dijamin pendidikannya, tetapi perbuatan para pelajar tersebut tidaklah dibenarkan sama sekali. Apalagi ada beberapa pelajar yang sudah melakukan aksi kejahatan seperti begal, curat, curanmor maupun aksi kriminalitas lainnya.
"Tentunya proses hukum terkait hal tersebut tetap dilanjutkan, apalagi bagi pelajar yang terbukti sudah melakukan kriminalitas. Namun, karena mereka ini masih pelajar tentu untuk mendapatkan pendidikan tidak boleh kita biarkan dengan melibatkan beberapa pihak nantinya," ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyayangi apa yang telah dilakukan para pelajar ini. Karena, bukannya menuntut ilmu ataupun belajar sebagaimana mestinya, ini justru membentuk gengster dan melakukan aksi kriminalitas.
"Tentu ini menjadi pukulan keras bagi dunia pendidikan sekarang ini. Kita juga berharap kedepan kasus-kasus seperti ini tidak terjadi lagi nantinya," paparnya.
Sementara itu, ia menyebutkan, terkait dengan status pelajar tersebut di masing-masing sekolah mereka, tentu akan diputuskan setelah pihaknya menggelar rapat bersama pihak sekolah.
"Untuk hal tersebut tentu nanti kita rapatkan dulu bersama pihak sekolah dan para orang tuanya. Belum bisa kita sampaikan sekarang ini," ungkapnya.
Dikesempatan lainnya, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi mengatakan, dengan kejadian tersebut, pihaknya meminta agar kedepan peran pihak sekolah lebih ditingkatkan, untuk mengawasi anak didiknya jangan sampai terjadi seperti ini. Mengingat jika sudah terjadi seperti sekarang memberikan dampak yang buruk terhadap pendidikan di Bengkulu.
"Dengan kejadian ini di nilai tidak berhasil dalam mendidik generasi penerus bangsa. Untuk itu, diminta mulai dari sekarang ini pihak sekolah agar melakukan evaluasi diri, sehingga kejadian serupa tidak sampai terulang kembali,” tuturnya.