Gubernur Minta Pelaku Begal Dibina, Ini Alasannya

RIO/BE Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Kadis Dikbud Provinsi Bengkulu Saidirman, Kadis DP3APPKB Provinsi Bengkulu Eri Yulian dan Pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) jenjang SMK Provinsi Bengkulu berbincang membahas fenomena pelajar--

 

BENGKULU, BE - Gubernur Bengkulu Prof H Rohidin Mersyah, langsung merespon kejadian begal yang meresahkan warga tersebut. Sebab, kejadian tersebut sangat disayangkan. Apalagi pelakunya banyak anak dibawah umur, yang berstatus sebagai pelajar. 

"Namanya anak remaja, usia rasa ingin tau tinggi, rasa ingin menunjukkan eksistensi kuat, hingga terpengaruh seperti itu," ungkap Rohidin kepada BE, usai launching pembinaan orang tua dengan siswa SMK Bengkulu di Balai Raya Semarak Bengkulu, Jumat (27/10).

Dijelaskannya, anak-anak yang masih pelajar itu, harusnya tidak terlibat dalam kasus kriminal. Maka belasan pemuda yang sudah menjadi tersangka itu, bisa dilakukan pembinaan oleh pihak kepolisian. Nantinya, bisa dipilih mana saja, yang bisa dilakukan pembinaan. 

"Coba nanti dipilah oleh pihak kepolisian, untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak ini," ungkapnya. 

Bagi anak-anak yang masih dibawah umur dan berstatus pelajar, menurut Rohidin, pihak kepolisan bisa melakukan pemanggilan kepada orang orang tua anak tersebut. 

"Bagi anak-anak yang baru terlibat, terpengaruh kelompok ini silakan dicari solusinya. Panggil orang tuanya, lakukan pembinaan dengan baik," beber Rohidin. 

Rohidin mengatakan, geng anak muda yang memiliki grup bernama Siap Tempur itu, memiliki anggota cukup banyak. Tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak muda itu, harus dihentikan. 

Maka bagi anak muda yang telah melakukan tindakan anarkis dan melakukan pelanggaran hukum, tentu harus ditindak tegas. Sehingga kriminalitas bisa diminimalisir. Terpenting, tidak mempengaruhi para pelajar untuk berbuat kriminalitas.

"Kalau sudah melakukan tindakan anarkis, melanggar hukum, silahkan lakukan penegakkan hukum," tegas Rohidin. 

Di sisi lain, adanya fenomena kelompok anak-anak muda yang berbuat kriminal itu, khususnya pelajar, menurut Rohidin, karena kurangnya pendidikan karakter di sekolah. Sebagai guru tentu, harus melakukan pendidikan yang menanamkan jiwa moralitas di sekolah.

"Ini karena pendidikan karakternya kurang. Guru saya kira perlu melakukan pendidikan. Anak muridnya, juga harus tau diri posisi sebagai murid. Hal seperti ini yang perlu dibangun," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Rohidin mengatakan, peran orang tua di rumah menjadi sangat penting. Pendidikan moralitas juga harus dilakukan. Agar anak-anak itu, bisa memposisikan harga diri dan tingkah lakunya.

"Bisa menjaga harkat martabatnya itu yang penting bagi anak-anak. Dilatih dirumah," jelas Rohidin. 

Tag
Share