Pasien Kritis, RSHD Dituding Lamban, Begini Tanggapan Direktur RSHD
Direktur RSHD Kota Bengkulu, dr Lista Cerlyviera --
Harianbengkuluekspress.id - Beredarnya video yang disebar keluarga pasien yang dirawat di RSHD Kota Bengkulu membuat heboh masyarakat. Pasalnya, dalam video tersebut menuding tidak adanya pelayanan cepat yang diberikan pihak RSHD sedangkan ada pasien yang mengalami kritis akibat kecelakaan.
"Mohon untuk perhatian, ini rumah sakit kurang dalam pelayanannya, pasien sudah 1 jam lebih sekarat belum ada tindakan, tolong untuk teman-teman sekalian," ujar warga bersangkutan yang bernama Syarifudin (paman pasien) sembari memvideokan ruang IGD RSHD, Rabu 28 Februari 2024.
Video berdurasi 29 detik itu dengan sekejap berada di grup-grup whatapps dan sempat menjadi perbincangan mengenai kejadian yang dialami pasien tersebut. Adapun status pasien merupakan warga dari Kabupaten Bengkulu Tengah yang sebelumnya sudah ditangani di klinik di Bengkulu Tengah sebelum dirujuk ke RSHD.
Saat dikonfirmasi, Direktur Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu, dr Lista Cerlyviera mengatakan apa yang ditudingkan di dalam video itu tidak benar dan merupakan reaksi kepanikan warga saja.
BACA JUGA:Korsel Potensi Investasi Bengkulu, Rencananya di Daerah Ini
BACA JUGA:Stok Beras di BU Aman 6 Bulan, Ini Jumlah Stoknya
Kenyataan yang sebenarnya terjadi adalah pasien yang masuk pukul 10.00 WIB itu, langsung mendapatkan pemeriksaan dan penanganan awal oleh tim medis di ruang IGD RSHD. Setelah diidentifikasi pasien terdapat cidera di kepala, dan harus ditangani oleh dokter bedah syaraf.
"Penanganan sudah kami jalankan sesuai SOP rumah sakit. Mungkin ketidakpahaman bapak ini membuat dia panik. Dan harus diketahui setelah kami periksa, pasien ini harus di rujuk ke RSUD M Yunus," kata dr Lista.
Ia mengatakan bahwa pasien yang akan dirujuk harus melalui proses pendaftaran secara online dan ada proses menunggu.
Hal ini sangat penting karena harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak M Yunus terutama menyiapkan kamar kosong serta mengkonfirmasi kepada dokter spesialis yang dituju.
"Selama menunggu proses itu, pasiennya dilakukan stabilisasi dulu di ruang IGD dan sudah kita lakukan penangan maksimal seperti diinfus, dipasang monitor, observasi, rontgen dan lainnya. Kemudian, ketika M Yunus sudah siap, barulah kita antarkan pasien ke M Yunus untuk penanganan lebih lanjut," ungkapnya.
Ia sangat menyayangkan hal yang dilakukan oleh Syarifudin tersebut karena mencoreng nama baik RSHD kota tanpa memahami standar operasional yang dijalankan.
BACA JUGA:Pleno Kabupaten BU Dimulai, Ini Waktunya
Padahal, setiap keluhan pihaknya telah menyiapkan ruang pengaduan yang bisa menindaklanjuti keluhan pasien.