Awal Puasa 1445 H Berpotensi Beda, Menag Terbitkan 9 Poin Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas-istimewa/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id-  Bulan suci ramadan sudah didepan mata. Awal Ramadan  1445 H/2024 M  di Indonesia berpotensi beda.

Terkait kemungkinan adanya perbedaan tersebut, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas  menerbitkan edaran penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1445 H. 

Dalam edaran tersebut, Menag Mengimbau umat tetap jaga ukhuwah dan toleransi dalam menyikapi potensi beda awal puasa. 

Diketahui, Pemerintah akan menggelar sidang isbat awal Ramadan 1445 H pada Minggu, 10 Maret 2024 di.  Sidang akan memutuskan apakah puasa jatuh pada 11 atau 12 Maret 2024, 

Namun, Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadan bertepatan 11 Maret 2024. Ada juga sebagian jemaah tarekat yang akan mulai puasa pada 10 Maret 2024.

"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi," sebut Gus Men.

BACA JUGA:Awal Ramadan Diprediksi Berbeda, Muhammadiyah Putuskan Tanggal Ini

Berikut ketentuan lengkap Edaran Menag No SE. 1 tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi:

1. Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi.

2. Umat Islam melaksanakan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri sesuai dengan syariat Islam dan menjunjung tinggi nilai toleransi.

3. Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar pada bulan Ramadan dengan tetap mempedomani Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

4. Umat Islam dimbau untuk melaksanakan berbagai kegiatan di masjid, musala, dan tempat lain dalam rangka syiar Ramadan dan menyampaikan pesan-pesan taqwa serta mempererat persaudaraan sesama anak bangsa.

5. Takbiran Idul Fitri dilaksanakan di masjid, musala, dan tempat lain dengan ketentuan mengikuti Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

6. Takbir keliling dilakukan mengikuti ketentuan pemerintah setempat dan aparat keamanan dengan tetap menjaga ketertiban, menjunjung nilai-nilai toleransi, dan menjaga ukhuwah islamiyah.

Tag
Share