Banyak Kendaraan Jadi Korban BBM Oplosan

RENALD/BE Antrean kendaraan yang mengisi BBM langsung di SPBU Kutau untuk menghindari BBM oplosan atau tidak murni, Senin 22 April 2024 siang.--

Harianbengkuluekspress.id – Masyarakat di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) akhir-akhir ini dihebohkan dengan maraknya dugaan penjualan bahan bakar minyak oplosan.

Hal tersebut atas dasar keluhan masyarakat yang kendaraannya mengalami mogok tiba-tiba setelah melakukan pengisian BBM yang dijual eceran.

Atas dasar tersebutlah masyarakat menduga pengaruh BBM tidak murni atau oplosan yang dijual eceran di pinggir jalan raya penyebab kerusakan motor yang terjadi.

Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang merugi karena kendaraannya harus mengalami perbaikan dengan melakukan pengurasan penuh tanki BBM dan juga pembersihan filter injektor di bengkel.

BACA JUGA:Bujian Dusun Kembali Digelar, Desa Ulak Lebar Kebagian Jatah

BACA JUGA:Operasi Ketupat Nala, 2 Lakalantas dan 2 MD, di Sini Kejadiannya

“Motor Revo fit 110 CC injeksi saya mengalami mogok mesin, karena mesin tidak stabil setelah mengisi BBM di salah satu pedagang eceran wilayah Pino Raya. Padahal sebelumnya kendaraan saya baik-baik saja dan tidak ada kendala,” ujar Rudianto (43) salah seorang warga Desa Talang Padang, Kecamatan Pino Raya, Senin 22 April 202.

Lebih lanjut, Rudianto mengatakan setelah dibawa ke bengkel dan dilakukan pengecekan, motornya mengalami kerusakan karena BBM yang terdapat di tanki motornya tidak murni alias dioplos. Adapun dari hasil pengecekan BBM yang berada di tanki tersebut sudah tercampur dengan minyak mentah.

 “Saat digas motor saya malah brebet dan tidak bertenaga. Padahal BBM full dan kendala lain sebelumnya tidak ada, saat dicek ternyata BBM di tanki sudah tidak murni,” sambungnya.

BACA JUGA:Operasi Ketupat Nala, 2 Lakalantas dan 2 MD, di Sini Kejadiannya

Rudianto mengatakan setelah mendapatkan penjelasan motornya mengalami kerusakan karena BBM oplosan. Ia tidak berniat untuk memperpanjang masalah yang ada dengan mengambil tindakan mengembalikan BBM tersebut kepada penjual.

“Saya sering beli di tempat eceran itu, tapi baru kali ini dapat yang oplosan dan harus saya buang. Dari segi warnanya tidak ada beda tetap warna hijau layaknya pertalite biasa. Namun, baunya agak beda, seperti ada bau minyak tanah kalau diperhatikan,” katanya.

Di tempat terpisah,  Lubis (33) salah seorang warga Desa Pasar Pino juga mengaku mengalami nasib yang sama dengan Rudianto. Sebab, setelah membeli BBM eceran ia mendapatkan kendala pada mesin kendaraannya. 

“Sebelum BBM ditambah, motor saya  masih aman-aman saja. Namun, setelah membeli BBM eceran sebanyak 2 liter, justru motornya mogok dan harus dibawa ke bengkel. Kata orang bengkel akibat BBM yang tidak murni,” ungkapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan