Poktan Produksi Pupuk Organik, Ini Penjelasan Ketua Poktan AMB Farm Kabupaten Rejang Lebong
Ary/BE Poktan AMB Farm saat mengolah pupuk organik yang dalam beberapa bulan terakhir tengah mereka kembangkan--
Harianbengkuluekspress.id - Kelompok Tani (Poktan) Air Meles Bawah (AMB) di Desa Air Meles Bawah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong, saat ini tengah mengembangkan usaha pembuatan pupuk organik. Usaha pembuatan pupuk organik tersebut sudah berjalan sekitar 6 bulan. Dengan bahan dasar yang mereka gunakan kotoran hewan jenis kambing dan sapi yang dicampur dengan sekam kopi dan padi
"Ini baru berjalan sekitar 6 bulan, bahan yang kita gunakan ada kotoran hewan yaitu kambing dan sapi serta sekam kopi dan padi," ungkap Ketua Poktan AMB Farm, Suratman menjelaskan kepada BE, Sabtu, 13 Juli 2024.
Dijelaskan Suratman, produksi pupuk organik tersebut dilakukan 9 orang anggota dari AMB Farm. Selama enam bulan tersebut mereka telah memproduksi sekitar 600 karung pupuk organik dan semuanya langsung habis terjual.
"Awal kegiatan ini kami dibantu oleh pihak Desa Air Meles Bawah melalui program ketahanan pangan, kemudian kami kelola dan saat ini mulai berkembang," katanya.
BACA JUGA:Waspada! Ada 61 Kasus Rabies di Kota Bengkulu
BACA JUGA:Target Pajak Daerah Rp 19,28 M, Ini 19 Jenis Pajak Daerah di Kabupaten Rejang Lebong
Dalam proses pembuatan pupuk organik itu Poktan mencampur semua bahan mulai dari kotoran hewan, sekam menjadi satu. Kemudian, dilakukan proses permentasi dengan cara didiamkan atau diperam selama 21 hari. Setelah itu, dilakukan proses pengeringan. Lalu, setelah bahannya kering dilakukan pencacahan menggunakan mesin giling sebelum akhirnya dilakukan pengemasan.
"Lama proses pembuatan ini terutama pengeringan tergantung dengan cuaca, kalau panas 10 hari bisa kering, namun kalau hujan membutuhkan waktu lebih lama," kata Suratman.
Pupuk organik yang telah mereka kemas ke dalam karung ukurang 50 Kg tersebut dijual dengan harga Rp 25 ribu per Kg. Peminat pupuk organik yang mereka produksi tersebut sangat tinggi. Sebelum dikemas semuanya sudah laku terjual atau sudah dipesan semuanya.
"Pemesan terbanyak pupuk hasil produksi kami ini para petani sayuran," akunya.
BACA JUGA:Biaya Ekspor Bengkulu Mahal, Ini Pemicunya
Suratman mengaku usaha yang mereka lakukan di Dusun V Desa Air Meles Bawah tersebut belum mendapat penyuluhan maupun bantuan dari Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong. Mereka merintis usaha tersebut dengan belajar pada salah satu warga setempat yang juga sempat memiliki usaha pengolahan pupuk organik, selain itu mereka juga sempat belajar dengan kelompok pengolahan pupuk organik di Desa IV Suku Menanti Kecamatan Sindang Dataran.
"Saat ini yang sangat kami butuhkan adalah mesin cultivator yaitu mesin untuk membalik pupuk yang tengah kami jemur, saat ini kami masih sewa," kata Suratman.
Dalam kesempatan tersebut Suratman berharap pupuk organik yang mereka produksi tersebut dalam membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pupuk khususnya pupuk organik di Kabupaten Rejang Lebong. (Ari Afriko)