Awal 2025, Harga CPO Diperkirakan Tetap Tinggi

Awal 2025, Harga CPO Diperkirakan Tetap Tinggi-Istimewa/Bengkuluekspress.-

Harianbengkuluekspress.id- Kabar gembira untuk para petani kelapa sawit, Pasalnya, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diprediksi masih tinggi awal tahun 2025. 

Menurut perkiraan, harga CPO dapat mencapai RM5.400 per metrik ton pada kuartal pertama 2025, sebelum kemungkinan mengalami penurunan pada bulan-bulan selanjutnya. 

Hal ini disampaikan oleh Nagaraj Meda, Founder dan Managing Director Transgraph Consulting Pvt Ltd, dalam konferensi IPOC 2024 yang berlangsung pada Jumat 8 November 2024.

“Kami memperkirakan harga pada Maret 2025 bisa berada di angka RM5.400 per metrik ton, meskipun pergerakan ini bisa sedikit stagnan di awal tahun sebelum terjadi penurunan bertahap di periode berikutnya,” kata Meda.

BACA JUGA:Harga CPO di Bengkulu Terkendala Terminal Curah Cair, Pemprov Dorong Lakukan Ini

BACA JUGA: Harga CPO di Bengkulu Bertahan Rp 12.452 per Kg, Asosiasi Petani Sawit Berharap Harga Naik

Berdasarkan estimasi harga internasional ini, harga CPO di Spot Belawan, Indonesia, diperkirakan berkisar antara Rp17.000 hingga Rp17.500 per kilogram hingga sekitar Februari atau Maret 2025. 

Meda, menambahkan bahwa potensi kenaikan harga yang berlanjut akan sangat bergantung pada produksi di tahun mendatang dan permintaan global yang terus meningkat.

Meda, juga mengungkapkan bahwa pada 2026 harga CPO memiliki peluang untuk mencapai hingga RM7.000 per metrik ton jika tren kenaikan ini terus berlanjut. 

Di sisi lain, harga CPKO (minyak inti sawit mentah) juga diperkirakan akan mengikuti harga di Malaysia pada awal tahun dan mencapai hingga US$1.500 per metrik ton setelah Ramadan 2025.

Director Godrej International Ltd, Dorab Mistry, juga memperkirakan kenaikan harga yang signifikan untuk CPO di bursa Malaysia pada tahun depan. 

Menurut Mistry, harga dapat mencapai RM5.000 per metrik ton pada Juni 2025, dan bahkan berpotensi lebih tinggi.

“Saya yakin harga CPO akan terus meningkat dalam jangka panjang. Ini akan menjadi tantangan karena kita harus siap menghadapi harga yang semakin tinggi,” kata Mistry.

Mistry, juga mengamati bahwa produksi CPO Indonesia mungkin masih berada di bawah angka 50 juta ton hingga akhir 2024, sedikit lebih rendah dari tahun lalu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan