Pasien BPJS Dipungut Jutaan Rupiah, Oknum Dokter RSUD Mukomuko Disanksi Teguran Tertulis

Ketua DPRD Mukomuko, M Ali Saftaini didampingi Kades Mekar Mulya menemui pasien BPJS yang dipungut biaya jutaan rupiah oleh oknum dokter di RSUD Mukomuko, Kamis, 1 Agustus 2024. -BUDI HARTONO/BE -

Harianbengkuluekspress.id - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mukomuko kembali mendapatkan citra buruk dalam pelayanan kepada masyarakat.  Kali ini pasien yang menggunakan kartu Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) diminta uang biaya berobat yang mencapai jutaan rupiah. Korbannya adalah Eka Kurnia Wati warga Desa Mekar Mulya Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko. 

Untuk mengetahui secara pasti kejadian itu, Kamis, 1 Agustus 2024 Ketua DPRD Mukomuko, M Ali Saftaini langsung mendatangi rumah kediamaan Eka. 

Ketua DPRD disambut Kepala Desa Mekar Mulya, Adi Sutikno dan korban. 

Eka yang berstatus janda anak satu itu menceritakan, pada 18 Juli 2024 ia mendaftar untuk operasi benjolan di tubuhnya. 

Jumlah benjolan di tubuhnya ada tiga, yakni di tangan kiri dan dada. Setelah melalui proses pemeriksaan hingga dijadwalkan dioperasi. Oknum dokter yang menangani pasien menyampaikan bahwa untuk menggunakan BPJS bisa dilakukan operasi hanya untuk 1 benjolan.

BACA JUGA:Pengiriman BBM Terhambat, Stok Aman, Ini Penjelasan Sales Area Manager Retail PT Pertamina Bengkulu

BACA JUGA:Gempar, Pemancing Ikan di Mukomuko Diterkam Buaya, Begini Kejadiannya

Sedangkan untuk dua benjolan lainnya dikenakan biaya sebesar Rp 3,5 juta. Untuk pembayarannya tidak melalui manajemen RSUD, tapi langsung ke oknum dokter yang bersangkutan. 

“Uang Rp 3.500.000 ditransfer ke rekening oknum dokter tersebut. Bukti transfernya ada,” aku Eka. 

Ia juga menyampaikan, setelah dilakukan operasi, oknum dokter tersebut tidak pernah mengontrol dirinya ketika dirawat inap di rumah sakit selama 2 malam pasca operasi. 

Selain itu, Eka juga diminta uang sebesar Rp 500 ribu untuk cek laboratorium yang dikirim ke Bengkulu. Dan, sekitar beberapa hari hasil lab keluar. 

“Saya tidak pernah lagi datang ke RSUD untuk mengambil hasil lab. Saya dapat uang darimana lagi. Harapannya dengan menggunakan BPJS bisa gratis, tapi faktanya saya juga harus bayar yang mencapai jutaan rupiah

itu,” tukasnya. 

Tag
Share