Paslon Teguh Tuai Simpati, Pasca Video Viral
Akademisi Fisip Unib, Delpan Eko Putra SIKom --
Harianbengkuluekspress.id - Gelombang dukungan masyarakat kepada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Seluma, Teddy Rahman SE MM - Drs Gustianto semakin tak terbendung.
Simpati kepada pasangan ini meningkat setelah sebuah video siaran langsung milik KPU Seluma yang viral di media sosial memperlihatkan Paslon Teguh berupaya menyalami Paslon Erjon.
Namun saat itu bupati memperlihatkan wajah dan gestur yang tidak bersahabat.
Menanggapi hal tersebut, akademisi Fisip Unib, Delpan Eko Putra SIKom MIKom menyesalkan dan menerangkan dalam video yang viral tersebut telah terjadi interaksi simbolik berdasarkan teori ilmu komunikasi. Sehingga setiap orang bisa menafsirkan bermacam-macam. Sehingga itu juga bagian dari salah satu bentuk penggiringan opini yang berpengaruh.
BACA JUGA:Siap Awasi Pilkada, Bawaslu Apel Siaga
BACA JUGA:TPP ASN Pemprov Bengkulu Bakal Naik Drastis, Dihitung Sesuai Standar Hidup di Jakarta
“Bersalaman yang diperlihatkan paslon Teguh ini bentuk sebuah kesatria dengan menyalami pesaingnya termasuk tim pemenangan lawan,” sampainya.
Dimana komunikasi yang di suguhkan paslon Teguh tersebut adalah etika politik terbaik dalam kontestan pilkada ini. Sehingga mencerminkan seorang kesatria yang siap dalam sebuah pertarungan.
Diterangkan Dosen Ilmu Komunikasi ini juga, sebuah vidio tersebut akan memberikan sejumlah makna secara tidak langsung, sehingga masyarakat dan netizen juga bisa menilai dengan sendirinya.
Elektabilitas ini akan semakin meroket atau menurun juga dilihat dari bagai mana dua calon yang di seluma ini dalam menyajikan mencari simpatik warga Seluma melalui program.
BACA JUGA:Pindah Tempat Nyoblos Butuh Proses Ini
“Elektabilitas juga dilihat dari visi misi dari masing masing calon itu sendiri termasuk juga track record masing-masing calon,” sampainya.
Diutarakan dosen, komunikasi politik dan media digital di Unib ini juga interaksi simbolik ini jelas akan menimbulkan sejumlah tanggapan di kalangan netizen yang mayoritas masyarakat. Termasuk sejumlah tanggapan yang menegaskan tidak beradap, tidak ada sopan santun termasuk tidak mencerminkan bentuk siap menang dan siap kalah dalam Pemilukada ini.
“Namun harus diketahui pula latar belakang dari sebuah video penggiringan opini tersebut dan ini bagian dari bentuk sebuah persaingan,” tegasnya singkat. (Jefrianto)