Keluarga dan Sekolah Bisa Cegah Anak Jadi Gengster, Kadisdikbud Bengkulu Sampaikan Ini
Kadisdikbud Provinsi Bengkulu, Saidirman-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Komunikasi antara orang tua dengan anak adalah salah satu kunci pencegahaan kenakalan remaja, terutama terkait aksi geng motor (gengster) maupun prilaku negatif lainnya.
Orang tua perlu mengomunikasikan hal-hal yang harus dihindari dan disikapi dengan baik oleh anak.
"Para orang tua merupakan kunci utama agar anak bisa terhindar dari aksi gengster, termasuk juga kita selaku pihak sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Bengkulu, Saidirman, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Ia menerangkan, peran sekolah dalam mencegah aksi gengster yang melibatkan para pelajar ini, apalagi sampai yang menggunakan senjata tajam (sajam), tentu harus ada tindakan serta sanksi yang tegas dan hal ini sudah sering disampaikan kepada para peserta didik.
BACA JUGA:Mobil Pengunjal Minyak Terbakar, Sedang Menyalin BBM Dekat Kompor
BACA JUGA:Tari Poco-poco Meriahkan HUT ke - 79 TNI di Bengkulu, Sekdaprov Ikut Menari
"Sanksi tersebut bisa saja berupa skorsing hingga beberapa hari tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar atau sanksi terberatnya harus dikeluarkan dari sekolah," jelasnya.
Saidirman mengatakan, para orang tua harus memiliki waktu yang cukup untuk memberikan pengarahan ke anak-anaknya. Apalagi, anak-anak sudah menghabiskan waktu seharian di sekolah.
Jadi, saat berada di rumah merupakan waktu yang tepat bagi para orang tua untuk bisa memberikan nasihat, pengarahan serta juga melakukan pengawasan kepada anak-anaknya, terutama akun media sosial (medsos) mereka.
"Banyak undangan-undangan gabung gengster itu muncul di medsos dan hal inilah yang perlu kita jaga bersama agar mereka yang masuk dalam gengster ini tidak menjadi 'role model' anak-anak kita," ungkapnya.
Menurut dia, akun medsos memang dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan aksi mereka dan menjadi ajang pamer senjata tajam yang dimiliki.
"Pengawasan orang tua kepada anaknya harus ketat dan harus mengetahui kemana anaknya pergi. Jangan biarkan anak berkeliaran di luar terutama pada malam hari," paparnya.
Selain itu, ia meminta para orang tua juga harus mengetahui teman bergaul anak-anaknya sehingga bisa menjaga dari dampak negatif. Sebab, selama di lingkungan sekolah, tentu para anak-anak tersebut menjadi tanggung jawab pihak sekolah, tetapi ketika di rumah, itu sudah kembali ke orang tuanya masing-masing.
"Tentunya pihak sekolah akan selalu siap berkolaborasi dengan semua pihak, terutama para orang tua agar bisa terus mendidik generasi muda ini menjadi generasi yang cerdas, hebat dan berprestasi," tuturnya.