Harianbengkuluekspress.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan (BS) mulai bersiaga akan potensi bencana alam.
Hal tersebut dikaranekan wilayah BS terus dilanda hujan lebat sejak sebulan terakhir dan tidak jarang menyebabkan bencana alam, seperti bencana tanah longsor dan banjir.
Kepala BPBD BS, Hen Yepi SPi mengatakan hujan lebat juga disertai dengan angin kencan dan petir. Melihat kondisi tersebut BPBD BS meminta masyarakat untuk lebih waspda dengan potensi bencana untuk menghindari korban luka-luka dan jiwa.
"Melihat kondisi yang ada BPBD Bengkulu Selatan telah menyepakati untuk siaga satu penanggulangan bencana," ujar Hen.
BACA JUGA:Berat Badan Jadi Ideal, Ini Manfaat Buah Naga Merah Untuk Kesehatan
Lebih lanjut, Hen juga mengatakan Tim BPBD yang terdiri dari personel logistic dan evakuasi terus melakukan patroli di titik rawan bencana. Bahkan patroli ditingkatkan di wilayah-wilayah rawan bencana untuk mendapatkan informasi terkait potensi bencana alam dan upaya penanganan lebih cepat.
"Dalam menghadapi potensi bencan alam, kami (TRC BPBD, red) bersiaga selama 24 jam full, baik siang atau malam," katanya.
Hen juga menerangkan petugas jaga yang bersiaga selalu dirolling setiap harinya. Hal tersebut dilakukan agar pelayanan penanggulangan bencana semakin cepat dan respon.
“Kalau untuk peralatan khusus seperti alat berat, kami biasanya meminta bantuan dengan BWS Sumatera tujuh dan pihak PUPR Bengkulu Selatan,” teranganya.
Adapun lokasi peta potensi bencana alam di 11 kecamatan BS, ada 4 wilayah kecamatan yang rawan banjir dan longsor. Adapun lokasi tersebut, yaitu Kecamatan PIno Raya, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan PIno dan Kecamatan Ulu Manna.
"Sementara itu 7 kecamatan lainnya juga tetap rawan namun masih dibawah ambang normal. Sedangkan 4 wilayah yang tadi disebutkan memang zona merah dan sisahnya zona orange dan kuning. Kami harap, seluruh masyarakat tetap waspada," teranganya.
Pada kesempatan itu, Hen juga kembali mengingatkan kepada masyarakat BS pada saat cuaca ekstrem untuk tidak beraktivitas di pinggi sungai atau pantai.
Sebab, selain bencana alam seperti tanah longsor dan banjir, peristiwa warga hanyut terbawa arus s juga memiliki risiko tinggi.