BENTENG, BE - Musim kemarau yang terjadi pada 2023 ini menyebabkan sumur galian milik warga Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) kekeringan. Dampaknya, warga terpaksa memanfaatkan air Sungai Lemau untuk keperluan mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Akibat penggunaan air yang diduga telah terkontaminasi limbah pabrik tersebut, banyak warga yang mengalami penyakit
kulit dan menderita gatal-gatal.
"Mandi di sungai sudah berlangsung sejak lebih kurang 1 bulan. Sekarang ini, banyak warga yang menderita gatal-gatal pada kulit mereka," ungkap Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pondok Kelapa, Titi Anita.
Diakui titi, gatal-gatal pada bagian kulit juga disertai dengan munculnya bintik-bintik merah. Merasa khawatir, sebagian warga telah mendatangi Puskesmas untuk menjalani pengecekan dan pengobatan.
"Hasil pemeriksaan tim medis, ini terjadi karena penggunaan air kotor. Tak bisa dipungkiri, air sungai memang tampak keruh dan kotor. Namun, warga terpaksa menggunakan air sungai karena tak ada sumber air lainnya," aku Titi.
Senada disampaikan, Kades Pondok Kelapa, Alamsyah mengungkapkan, dari 5.000 kepala keluarga (KK) di Desa Pondok Kelapa, sekitar 3.000 KK mengalami krisis air bersih. Menyikapi hal ini, Pemerintah Desa (Pemdes) telah membangun sumur bor di 19 lokasi. Akan tetapi, jumlah warga yang banyak tentu saja belum bisa mengakomodir kebutuhan air bersih.
"Musim kemarau menyebabkan warga menggunakan air sungai dan air rawa. Selain gatal-gatal, keluhan lain warga ialah menderita diare," ungkap Kades.
Kepala Puskesmas Perawatan Pekik Nyaring, dr Ramot Pasaribu membenarkan sudah banyak warga Desa Pondok Kelapa datang berobat dengan gejala gatal-gatal pada bagian kulit serta diare.
"Pendataan kami, sudah ada 2 orang yang dirawat karena diare," ungkap Ramot. (135)