Penolakan Bataha Santiago membuat ia dan para pengikutnya terlibat dalam peperangan melawan VOC yang berlangsung selama empat bulan.
Sayangnya, kekuatan persenjataan yang tidak seimbang serta siasat licik Belanda membuat perlawanan Bataha Santiago bisa dihentikan.
Namun karena keberaniannya menolak tunduk kepada pemerintah kolonial Belanda, akhirnya beliau dihukum pancung pada tahun 1675 di Tanjung Tahuna.
Makam Bataha Santiago kini dapat ditemui di Desa Karatung I, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.
Untuk mengenang kisah kepahlawanannya, dibangun Patung Santiago di Pulau Miangas sebagai simbol pahlawan Manganitu (daerah kepulauan Sangihe dan Talaud) yang melawan jajahan Belanda.(*)