Harianbengkuluekspress.id - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode bulan Juli tahun 2024 mengalami kenaikan.
Harganya periode 1 Juli hingga 30 Juli 2024 umur 10-20 tahun tercatat sebesar Rp 2.655,03 per Kilogram (Kg). Jika dibanding pada periode bulan Juni lalu dengan harga Rp 2.333 per Kg, terjadi kenaikan sekitar Rp 322 per Kg.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu M Rizon SHut MSi mengatakan, harga TBS itu telah ditetapkan dalam kesepakatan bersama dengan organisasi perkebunan sawit, pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) dan pihak lainnya.
"Berdasarkan hasil kesepakatan, Harga TBS bulan Juli, sudah ditetapkan Rp 2.655,03 per Kg. Kita lihat dari bulan kemarin, memang terjadi kenaikan," terang Rizon, Jumat 5 Juli 2024.
BACA JUGA:Segini Peristiwa Nikah Semester Pertama
BACA JUGA:Bawaslu Butuh Peran Masyarakat untuk Melakukan Pengawasan Ini
Dijelaskannya, kenaikan harga TBS itu dipicu indeks K sebesar 92.74 poin atau 83,32 persen ditambah nilai cangkang 3.99. Selain itu harga rata-rata CPO sebesar Rp 11.911,82 per Kg, dan rata-rata PK sebesar Rp 6.975,62 per Kg. Sementara harga TBS berdasarkan usia tanam 3 sampai 9 tahun Rp 2.243 per Kg sampai Rp 2.618 per Kg. Sementara di usia 21 sampai 25 tahun seharga Rp 2.656 per Kg sampai 2.391 per Kg.
"Tren positif harga TBS ini bisa terus stabil," tuturnya.
Rizon mengatakan, harga TBS bulan Juli itu harus diikuti kepada semua PKS. Pihaknya akan terus memantau seluruh PKS di Bengkulu, agar tidak membuat kebijakan harga dibawah kesepakatan.
"Kita akan terus memantau langsung. Karena harga tetapan itu, sudah sesuai dengan regulasi dan petunjuk teknis dari pemerintah pusat," tambah Rizon.
BACA JUGA:Bulog Siapkan Bantuan Pangan Lanjutan, Ini Jadwal Penyalurannya
Tidak hanya untuk PKS, para petani maupun pemilik perkebunan juga harus menghasilkan buah kelapa sawit dengan kualitas baik. Seperti memanen kelapa sawit, dengan kondisi telah benar-benar matang.
"Jangan memanen buah yang belum masak. Kualitas buah harus tetap dijaga," tuturnya.
Disisi lain, Rizon juga meminta, agar program Sawit Rakyat (PSR) atau replanting sawit bisa direalisasikan. Langkah itu tidak lain, untuk meningkatkan produktivitas sawit masyarakat.
"Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit dan berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi daerah," tegas Rizon.