harianbengkuluekspress.id – Masyarakat di Kabupaten Mukomuko banyak menganggap dan menilai hewan ternak khususnya sapi merupakan salah satu investasi yang cukup menjanjikan. Sebab dengan jumlah populasi yang semakin banyak.
“Untuk populasi ternak sejak beberapa tahun terakhir ini meningkat signifikan. Ini dipengaruhi pemikiran masyarakat yang menganggap ternak sapi tabungan yang berkembang. Kemudian banyak masyarakat yang berinvestasi di bidang hewan ternak sapi,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani SPt dikonfirmasi BE, Kamis 25 Juli 2024.
Ia menerangkan, data yang ada di Dinas Pertanian untuk tahun 2021 populasi ternak sapi di Kabupaten Mukomuko sekitar 15 ribu lebih. Di tahun 2024 tercatat mencapai sekitar 32 ribu lebih.
”Selama jangka waktu tiga tahun, jumlah populasi ternak sapi meningkat sangat signifikan,” katanya.
Pitri juga mengatakan, peternak sapi di daerah ini juga sudah mulai memanfaatkan teknologi seperti yang lebih dikenal peternak kawin suntik. Sehingga reproduksi ternak sapi bisa lebih cepat dan merata. Ini juga mendorong pertumbuhan populasi sapi di daerah ini. Selain itu, kawin suntik buatan terhadap sapi dapat menjaga kualitas ternak yang dilahirkan. Dalam artian bisa mendapat ternak yang besar dengan daging yang banyak, juga menghindari ternak kawin sedarah. Jika ternak kawin sedarah ada kecenderungan kualitas ternak menjadi turun, karena anakan sapi menjadi lebih kerdil.
“Hewan ternak yang dilepasliarkan biasanya itu kawin alami, tapi yang terjadi kawin sedarah. Dalam beberapa periode itu bisa menurunkan kualitas ternak menjadi kerdil, walaupun induk dan pejantannya besar," bebernya.
BACA JUGA:Optimis KLA Naik Madya, Ini Pernyataan Penjabat Sekda Kota Bengkulu
BACA JUGA:Cek Fisik Mesin Tempel Libatkan Jaksa, Ini Hasil Pengecekannya
Pemkab Mukomuko saat ini menyediakan straw kawin suntik. Selain untuk menjaga kualitas ternak sapi, insiminasi buatan ini, juga bisa mendorong produksi sapi lebih cepat. Banyaknya populasi sapi. Peternak di Kabupaten Mukomuko menjadi pemasok sapi keluar daerah seperti Sumatera Barat dan Jambi. Untuk kebutuhan dalam daerah jauh lebih dari cukup. Meski demikian, ia terus mengimbau kepada peternak untuk tidak melepasliarkan hewan ternaknya di jalan umum, serta fasilitas umum lainnya.
“Kami terus mengimbau jangan dilepasliarkan hewan ternak, tapi dirawat dan dipelihara dengan baik seperti diikat maupun dikandangkan,” ungkapnya.(budi)