Harianbengkuluekspress.id-Puluhan ekor sapi milik warga tanpak kerap kali berkeliaran di jalan-jalan kota dan permukiman warga di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS).
Bahkan hal tersebut menyebabkan BS tidak sedikit yang menilai dalam keadaan darurat ternak liar.
Wajar saja, sebab tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan keadaan tersebut. Meskipun Satpol PP sudah beberapa kali menggelar razia ternak liar dan permasalahan tersebut tidak kunjung usai.
Kepala Desa Tungkal 1, Kecamatan Pino Raya, Andri Eko Oktavianto mengatakan bahwa akibat banyaknya ternak liar di jalan raya juga menyebabkan adanya korban kecelakaan lalu lintas (Lakalantas).
BACA JUGA:Pilkada Lebong 2024, Pasangan Azhari-Bambang Siap Maju, Saat Ini Terima Rekomendasi dari Demokrat
BACA JUGA:Wujudkan Visi Kementerian ATR/BPN Berkelas Dunia, Bangun Zona Integritas
Bahkan salah seorang warganya sudah menjadi korban Lakalantas akibat ditabrak ternak liar.
"Bahkan, warga kami sampai dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD, red) M Yunus Bengkulu karena ada pembekuan darah di otak. Jadi kami minta operasi Satpol PP semakin digencarkan," ujar Andri, Rabu 24 Juli 2024.
Lebih lanjut, Andri mengatakan karena ternak liar sudah sangat meresahkahan solusi harus segera didapatkan. Sebab kasihan masyarakat dan warga yang melintas dan dikhawatirkan dapat menelan korban jiwa.
"Kami sudah berulang kali mengimbau para peternak agar tertib mengandangkan hewan ternak milik mereka. Begitupun dengan sosialisasi Perdes ternak di desa dan sudah disampaikan dengan massif," katanya.
Andri mengungkapkan sampai saat ini kesadaran masyarakat nampaknya masih sangat kurang. Sehingga hal tersebut dapat ditindak lanjuti oleh penegak perda agar dapat segera mengambil alih perkara ini.
"Kalau terus didiamkan, maka kedepan ternak ini semakin menjamur di tengah jalan,” kesalnya.
Senanda dengan Andri, Kades Pasar Pino Ivan Sawito SFarm juga mengeluhkan masih ditemukannua hewan yang berkeliaran.
Bahkan ada sekitar beberapa hari lalu ada salah seorang pengemudi kendaraan travel yang mengalami lakantas akibat menambrak ternak yang menyebrang di tengah jalan.
“Memang Bengkulu Selatan ini masih darurat ternak liar. Sekarang ini kalau model beternak seperti ini, maka akan sangat jauh perkembangan ternak yang ada. Malah, nanti membawa petaka saja,” keluhannya.