Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Kota Bengkulu memperkuat upaya pencegahan di setiap kelurahan agar tidak ada angka stunting baru di Kota Bengkulu. Hal ini demi merealisasikan target zero stunting di tahun 2024.
"Kami meminta setiap kecamatan di Kota Bengkulu untuk terus berkomitmen dalam menjaga nol kasus stunting. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," ujar Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Bengkulu Dewi Dharma.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan pemkot dalam melakukan berbagai program.
Strategi utama yang ditonjolkan oleh DP3AP2KB adalah meningkatkan kualitas hidup keluarga, pola asuh anak, serta pelayanan kesehatan dan sanitasi. Ia menekankan bahwa dengan meningkatkan aspek-aspek ini, diharapkan angka stunting dapat ditekan secara signifikan.
BACA JUGA:Upaya AHM Kalibrasi Pelayanan Terbaik untuk Konsumen Honda
BACA JUGA:30 Desa Diaudit Inspektorat, Ini Hasilnya
"Usia 1000 hari pertama pada bayi yang baru lahir menjadi rencana terkena stunting. Biasanya disebabkan kurang diperhatikannya asupan gizi sehingga menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak," ungkapnya.
Selain itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) juga didorong untuk cepat tanggap dalam menangani kasus-kasus yang terindikasi stunting, sehingga intervensi dapat segera dilakukan.
"Kinerja TPPS saat ini sudah sangat baik. Harapan kami adalah agar tim ini bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas kerja mereka di masa mendatang," jelasnya.
Peningkatan kerjasama juga dinilai sangat penting terutama pemangku kepentingan di wilayah kecamatan seperti Korem, Kapolsek, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ketua adat.
BACA JUGA:Ayo Jaga Netralitas Jelang Pilkada, Begini Caranya
"Kolaborasi ini penting untuk mendampingi keluarga-keluarga berisiko stunting, termasuk calon pengantin dan ibu hamil, dalam upaya pencegahan stunting," tuturnya.
Dengan langkah-langkah yang terus diambil oleh DP3AP2KB dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan angka stunting di Kota Bengkulu dapat terus menurun. Dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan generasi masa depan serta mewujudkan Indonesia Emas 2045. (Medi)