PAD Pasar 60 Persen, Belum Capai Target Sekretaris Disdapgrin Kota Bengkulu Beberkan Ini Alasannya

Selasa 20 Aug 2024 - 21:40 WIB
Reporter : Medi Karya Saputra
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pengelolaan retribusi pasar di Kota Bengkulu baru mencapai 60 persen dari target Rp 3 miliar. Dengan sisa waktu efektif 4 bulan kedepan Dinas Perdagangan Perindustrian (Disperdagrin) didorong untuk mengoptimalkan capaian target PAD. 

"Saat ini dari laporan yang sudah masuk baru Rp 1,8 miliar (60%) dari target Rp 3 miliar, kami masih terus mengejar dan optimis realisasi target tersebut bisa tercapai," ujar Sekretaris Disperdagrin Kota Bengkulu, Firjoni Aprianto, Selasa 20 Agustus 2024 kepada BE. 

Adapun pasar yang dikelola pemerintah kota saat ini, yakni, Pasar Panorama, Pasar Minggu, Pasar Barukoto dan Pasar Jangkar Mas. Pendapatan daerah ditarik dari sewa kios, auning, plataran. 

Disampaikan Firjoni, pasar jangkar mas yang berada di kawasna pulau baai belum bisa mendongrak PAD secara signifikan karena baru saja diresmikan tahun ini. 

BACA JUGA:Lanal Gagalkan Penyelundupan 3.500 Benur, di Sini Lokasinya

BACA JUGA:Target Penyaluran KUR Rp 3,4 T, Ini Pernyataan Kepala OJK Provinsi Bengkulu

"Seluruh pasar di kota Bengkulu saat ini sudah menyetorkan PAD. Terkecil diterima dari pasar jangkar mas yang baru saja diresmikan pemerintah," sampainya.

Diketahui, capaian pendapatan dari sektor pasar belum pernah menembus 100 persen. Diseprindag mengklaim banyak faktor/kendala yang harus dihadapi. Seperti banyaknya kios-kios pasar yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa ditempati pedagang.

"Kios banyak tidak layak lagi ditunggui, contoh di Pasar Barukoto hanya 30 persen kios yang ditempati pedagang. Pasar Panorama pun juga begitu," jelasnya. 

Terkait kios yang rusak hingga kini belum ada rencana rehabilitasi yang dilakukan Disperindag. Hal ini berkenaan dengan kebutuhan anggaran yang cukup besar. Sedangkan, usulan bantuan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI hingga kini belum terealisasi. 

Selain itu, pedagang yang menunggak pembayaran retribusi menjadi salah satu lemahnya capaian PAD. Pasar Paorama memiliki tunggakan tertinggi. 

BACA JUGA:Optimalkan Realisasi APBDP, Ini Permintaan DPRD Kota Bengkulu

"Seluruh pedagang menunggak sudah kita data dan diberikan teguran. Proses penagihan telah dilakukan dan diberikan keringan dengan cara dicicil," terang Firjoni. 

Upaya penyegelan kios pedagang juga sempat dilakukan oleh Disperidang kota, khususnya kios di pasar barukoto. Tindakan tegas itu terpaksa dilakukan karena tidak adanya upaya pedagang untuk melunasi tunggakan.  

''Tentu kita tetap bersikap tegas khususnya bagi pedagang yang tidak membayar," pungkasnya. (Medi Karya Saputra)

Kategori :