Harianbengkuluekspress.id - Pengerukan alur dangkal pelabuhan Pulau Baai Bengkulu ditarget pada 2024 tuntas dilakukan. Asosiasi Pertambangan Batubara Bengkulu (APBB), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan pengguna jasa pelabuhan masih mengkaji anggaran yang dibutuhkan untuk mengeruk alur yang telah lama dangkal tersebut.
Gubernur Bengkulu Prof H Rohidin Mersyah mengatakan, finalisasi kebutuhan anggaran untuk pengerukan alur masih dibahas.
"Jadi sekarang mereka (pengusaha) sedang menyusun rencana anggaran biaya (RAB)," terang Rohidin, Minggu 8 September 2024 kepada BE.
Pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai itu diprediksi menghabiskan anggaran miliaran rupiah. Sebab, jika berkaca pengerukan alur pelabuhan pada 2020, PT Pelindo telah menghabiskan anggaran Rp 42,1 miliar. Maka, pada pengerukan alur tahun ini, Rohidin mengatakan, semua teknisnya dibahas pihak swasta.
BACA JUGA:Kerawanan Bencana Alam Pilkada Dipetakan , Ini Lokasinya
BACA JUGA:TP PKK Kenalkan Hidroponik, Bisa Jadi Alternatif
"Nanti ditentukan alatnya yang digunakan dalam pengerukan," tambahnya.
Rohidin menjelaskan, RAB yang telah disusun itu menjadi penting untuk dikeluarkan sehingga nantinya diketahui kebutuhan anggaran dan teknis lainnya, dalam pengerukan alur yang telah dangkal tersebut.
"Mudah-mudahan bisa cepat selesai penyusunan RAB-nya," tutur Rohidin.
Saat ini, kondisi alur pelabuhan Pulau Baai itu sudah sangat memprihatinkan. Posisi kedalaman alur hanya sekitar 3,5 meter Low Water Spring (LWS). Bahkan, jika terjadi air pasang, alur hanya dengan kedalaman sekitar 1,4 meter LWS. Kondisi tersebut tidak bisa membuat kapal besar bersandar di Pelabuhan terbesar di Provinsi Bengkulu tersebut. Dalam rencana pengerukan alur pelabuhan itu, ditarget bisa sampai minus 10 meter LWS atau minimal bisa sampai 8 meter LWS.
BACA JUGA:Dedy Black Bagikan Beras, Ini Program Unggulan Bila Terpilih jadi Wali Kota Bengkulu
"Mudah-mudahan bisa segera dikerjakan," tandas Rohidin. (Eko Putra Membara)