Harianbengkuluekspress.id- Ini informasi baik untuk para jabatan fungsional, pasalnya Kementerian Agama menggelar Kompetisi Penulisan Policy Brief Moderasi Beragama.
Ajang ini bertujuan sebagai jembatan untuk merawat kebhinnekaan dan persatuan, sekaligus penting bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki wawasan dan mampu memahami konsep Moderasi Beragama, dan hanya berlangsung di Bali.
Penguatan moderasi beragama mampu diterapkan dan tersosialiasi ke seluruh instansi dan juga ke masyarakat sesuai dengan Peraturan Presiden No 58 tahun 2023.
Kepala Biro Perencanaan pada Setjen Kemenag Muhammad Iqbal menuturkan kompetisi Penulisan Policy Brief Moderasi Beragama sebagai wadah bagi para ASN untuk mengeluarkan ide, gagasan dan inovasi, terutama dalam menerapkan Moderasi Beragama dalam bentuk Kebijakan.
Karenanya, kompetisi ini diharapkan mampu mewadahi ide-ide tersebut dan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang moderat.
"Kompetisi ini tidaklah dipandang hanya sebagai sebuah ajang untuk mencari pemenang, tetapi merupakan wadah yang mempertemukan ide, gagasan, dan inovasi dari para pemikir dan pegiat kebijakan yang peduli akan isu moderasi beragama," ungkap Setjen Kemenag Muhammad Iqbal dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat 27 September 2024.
BACA JUGA: Siswi MAN 2 Kota Bengkulu Masuk Top 40 Inisiator Muda Moderasi Beragama, Ini Sosoknya
BACA JUGA: Kemenag Siapkan Anggaran Rp 845,59 Miliar, Untuk Infrastruktur Madrasah 2025 Dengan Skema SBSN
Menurut Muhammad Iqbal kompetisi ini sangat penting dan meyentuh isu fundamental, dan kebijakan yang berbasis pada pemahaman moderasi beragama menjadi sangat krusial dan penting.
"Kompetisi ini adalah ajang yang sangat penting, karena menyentuh isu fundamental yang menjadi landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu moderasi beragama," ucapnya.
Kompetisi Policy Brief yang telah dihasilkan dalam kompetisi ini menunjukkan betapa besar potensi dan komitmen ASN dalam mewujudkan kehidupan beragama yang lebih damai dan harmonis.
“ini merupakan bukti nyata dari kepedulian, komitmen, dan ketekunan dalam merumuskan ide-ide kebijakan yang segar dan solutif. Semoga ini menjadi langkah awal yang baik untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ungkap Iqbal.
Harapannya, Hasil dari kompetisi policy brief moderasi beragama ini tidak hanya berhenti pada penetapan pemenang, tetapi juga memberikan dampak nyata terutama untuk pengambilan kebijakan moderasi beragama.
“Mari kita jaga semangat ini dan terus berjuang untuk mewujudkan moderasi beragama yang sesungguhnya,” tandasnya. (**)