BENGKULU, BE - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat konsumsi daging sapi atau kerbau perkapita di Bengkulu masih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, konsumsi daging sapi atau kerbau perkapita masyarakat Bengkulu hanya mencapai 0,03 kilogram perbulan atau 0,36 kilogram per tahun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan konsumsi rata-rata Indonesia yang mencapai sebesar 0,53 kilogram per bulan atau 2,2 kilogram per tahun.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi daging sapi atau kerbau di Bengkulu yang masih rendah. Salah satunya adalah keterbatasan aksesibilitas, khususnya di daerah pedesaan. Selain itu, faktor ekonomi juga memainkan peran penting dalam hal ini.
"Keterbatasan aksesibilitas menjadi faktor utama rendahnya konsumsi daging sapi atau kerbau di Bengkulu. Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Banyak masyarakat Bengkulu yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak mampu membeli daging sapi atau kerbau dengan harga yang mahal," ujar Win, Rabu (22/11).
Meskipun demikian, BPS Bengkulu tetap mengimbau masyarakat untuk memperhatikan asupan protein hewani dalam pola makan sehari-hari. Selain daging sapi atau kerbau, terdapat sumber protein hewani lain seperti ikan, ayam, telur, dan susu yang dapat dikonsumsi dengan harga yang lebih terjangkau.
"Meskipun konsumsi daging sapi atau kerbau di Bengkulu masih rendah, namun masyarakat tetap dapat memperoleh asupan protein hewani dari sumber lain seperti ikan, ayam, telur, dan susu. Kami mengimbau masyarakat untuk memperhatikan pola makan sehari-hari agar mendapatkan asupan gizi yang seimbang," tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, drh Muhammad Syarkawi menyatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi daging sapi atau kerbau di Bengkulu. Selain itu, pihaknya juga akan mengoptimalkan program pengembangan peternakan dan pembenihan bibit sapi atau kerbau untuk meningkatkan produksi.
"Kami menyadari bahwa konsumsi daging sapi atau kerbau di Bengkulu masih rendah dibandingkan dengan rata-rata konsumsi nasional. Oleh karena itu, kami akan terus berupaya meningkatkan produksi daging sapi atau kerbau di Bengkulu dengan mengoptimalkan program pengembangan peternakan dan pembenihan bibit sapi atau kerbau," kata Syarkawi.
Dalam rangka meningkatkan konsumsi daging, Pemerintah Provinsi Bengkulu juga telah bekerjasama dengan Perum Bulog Bengkulu untuk menyediakan daging beku impor. Bahkan harga daging tersebut lebih murah dibandingkan harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional.
"Kalau daging beku bulog itu cuma Rp 80 ribu per kilogram itu lebih murah dibandingkan harga daging sapi di pasar yang mencapai Rp 130 ribu per kilogram," tutupnya.(999)